Friday, April 13, 2007

Semesta Cahaya

Semakin tahu ternyata hanya membuat semakin tidak tahu.

Bintang-bintang berlalu , bulan merenung, awan-awan bimbang, gunung-gemunung bertafakur, matahari tunduk, bumi bergejolak, seluruh alam semesta menuju pada jalan takdir.

Bagaimana memecahkan kebingungan fana yang menyesatkan, berpaduan sekaligus bertentangan, sederhana sekaligus rumit, berpikir sekaligus tidak berpikir, melainkan hanya memahat pada pancang-pancang langit dan mengukir pada pasak-pasak bumi untuk setiap kejadian yang kelumit bagi sukma, jiwa dan raga.

Keniscayaan semestinya adalah sepasang sayap. Menggapai ketinggian tidaklah mungkin hanya dengan melambaikan satu sayap, lagipula tidak indah, bahkan lebih tepat dikatakan mengharukan bagi yang menyaksikan.

Dan kehidupan akhirnya hanyalah luruhan tasbih, setiap kejadian seperti bergulirnya bulir tasbih menuju ke bulir berikutnya, kadang terpegang, kadang di atas, kadang terlepas, kadang di bawah, namun tetap berputar.

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau.
Bagi-Mu seluruh semesta cahaya.

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....