Thursday, June 30, 2005

Doa Cahaya

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لِسَانِيْ نُوْرًا، وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا، وَمِنْ فَوْقِيْ نُوْرًا، وَمِنْ تَحْتِيْ نُوْرًا، وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا، وَعَنْ شَمَالِيْ نُوْرًا، وَمِنْ أَمَامِيْ نُوْرًا، وَمِنْ خَلْفِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ نَفْسِيْ نُوْرًا، وَأَعْظِمْ لِيْ نُوْرًا، وَعَظِّمْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا، اَللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ عَصَبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لَحْمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا
[اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ نُوْرًا فِيْ قَبْرِيْ … ونُوْرًا فِيْ عِظَامِيْ ]
[وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا]
[وَهَبْ لِيْ نُوْرًا عَلَى نُوْرٍ]


“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku.

Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”

Ya Allah, ciptakanlah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”

Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”

“...dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”

(Doa Rasulullah SAW)

Duhai Kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Wednesday, June 29, 2005

Percikan Cahaya

Setelah semuanya ini berikan kah kesenangan?
Setelah segalanya ini datangkan kah kebahagiaan?
Setelah seluruhnya ini hampiri kah keabadian?

Duhai..., alangkah picik akal melangkah, alangkah dangkal pikiran menjeruji, alangkah rendah nafsu menjerat

Duhai..., mengapa enggan dan membeku hati menerima percikan cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, June 28, 2005

Peluk Cahaya

Diriku kah , yang merunduk jengah ketika tergugah usapan hangat mentari fajar
Jiwaku kah, yang menjumput malu bila kencana senja telah menyebarkan jingga
Sukmaku kah, yang bersimpuh tersipu di kala bintang telah meredup dan bulan memucat

Hatiku kah.....yang selalu merintih pilu merindu dendam peluk cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Monday, June 27, 2005

Ikatan Cahaya

Berhancuran untuk kemudian menyatu
Berhamburan lalu padu

Berpisah menuju lebur
Jasad & sukma menanti hablur

Adalah perjalanan yang menyerupai
Ketika ikatan cahaya perlahan menghampiri

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Friday, June 24, 2005

Jemari Cahaya

Meronta-ronta jiwa terkekang, mengisak-isak memohon iba
Namun tiada tempat berpaling bila telah tiba
Wahai hati yang berpaling dari jemari cahaya
Saatnya akan datang ketika diri terpisah sukma

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, June 23, 2005

Selarik Cahaya

Menyentuh kekosongan yang berjalan diam-diam di antara yang maujud.
Menggenggam kehampaan yang menyelinap tak kentara di antara sujud.

Aku menghilang di balik diam dan meluruh pada senyap.
Tak kuasa menanggung rindu yang menghunjam kerap.

Helai demi helai jiwa pun teriris menipis, mengetam kerak yang membalut gerimis
Kemana diri bila terkoyak serak, hanya berharap pada selarik cahaya mutlak.

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Wednesday, June 22, 2005

Serambi Cahaya

Embun berkerelap, duhai buah mata nan meminang derita.
Ceriterakan padaku tentang kepedihan yang sarat rindu di ceruk-ceruk langit .
Sematkan padaku jubah lara yang menitis di sepi-sepi senja.
Kembalikan padaku jiwa yang telanjang tanpa pulasan.
Pahatkan padaku sukma yang menjulang menyentuh serambi cahaya.

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tuesday, June 21, 2005

Samudera Cahaya

Kemilau yang membutakan, menemukan diri tenggelam dalam samudera cahaya.
Sungguh kering dan redup pelita yang tersandang, sebuah noktah samar dalam pelukan semesta.

Namun singgasana keangkuhan kerapkali menemukan sejoli dalam jiwa, lapis demi lapis terkelupas fitrah, meninggalkan seriak nurani yang pudar di tengah telaga arif.

Ada nalar yang semakin bisu, hati yang mulai tercerabut, akal yang perlahan buta....betapa pilu sukma merintih rindu...

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya

Monday, June 20, 2005

Kilat Cahaya

Sejauh mata memandang dan lebih jauh lagi , lebih jauh
Setinggi bintang memancang dan lebih tinggi lagi, lebih tinggi
Sebanyak hujan mengundang dan lebih banyak lagi, lebih banyak
Seluas samudera membentang dan lebih luas lagi, lebih luas
Selebar rimba merentang dan lebih lebar lagi, lebih lebar
Sebesar gunung menjulang dan lebih besar lagi, lebih besar

Seterang kilat cahaya benderang dan lebih terang lagi, lebih benderang

...lagi....aku memohon

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Friday, June 17, 2005

Pusara Cahaya

Pernahkah kau berada pada suatu kisah, ketika kelam memulas langit dan bayu tertegun tak berhembus.
Ketika sunyi menyelimuti mayapada dan cercahan sinar bulan remang-remang tak berdaya menelusuri renda-renda awan.
Maujudmu adalah serintik cahaya merenungi kesendirian, memendam rindu dan tersengal menopang mimpi-mimpi tak berkesudahan.
Rintihanmu adalah seroja mumur kekeringan meratap syahdu, bagailah mirah nan pupus binar.
Hilang perlahan dalam pusara cahaya...

Duhai kekasih......, melimpahlah seluruh cahaya

Thursday, June 16, 2005

Senandung Cahaya

Jadikan semua kutubku merelap, merengkuh semua hampa yang menjeruji cahaya.
Bakarlah semua hasratku, temaram cahaya beribu lilin yang leleh oleh api cinta.
Remukkan segala anganku, meremai belulang meremahlah maujud darah.
Hancurkan segala geloraku, kembara kelana yang mengeloyak mimpi-mimpi rindu.

Sempurnakanlah senandung cahaya hatiku

Duhai kekasih...melimpahlah seluruh cahaya

Wednesday, June 15, 2005

Ngarai Cahaya

Kemarilah duhai hati yang merintih.. luruhkan isakmu pada rinai hujan yang membasahi daun-daun, lepaskan sesakmu pada cermin purnama di antara ombak yang berkejaran perlahan, leburkan resahmu pada tembang sayup angin meniti senja

Kemarilah duhai sukma yang lara...endapkan pedihmu pada berjuta pasir pantai tepian laut biru, serahkan dukamu pada kerlip bintang jauh di keheningan malam, tuntaskan sepimu pada tiap ngarai cahaya yang bersembunyi dibalik bukit

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, June 14, 2005

Surai Cahaya

Sekali lagi mencoba terbang berkejaran di antara mega.
Meniti angin membasuh langit.
Meliuk di celah celah kepak sayap kupu-kupu,
Menari di antara kelopak dan mahkota bunga,
Menyusuri lembah - lembah terdalam dan pantai-pantai asing,
Menyelusup ke dalam tiap ceruk bukit dan karang,
Menerabas sulur-sulur gelap jiwa,
Mengeja tiap huruf rahasia ayat keabadian...

Tetapi kedua mataku semakin perih memandang semu menelikung, gelap merasuk ke tiap lekuk belulang, menjelma sembilu yang menyayat sukma perlahan. Diriku pecah dalam warna-warna tak tentu, letih menyemai kerinduan yang tak kunjung mekar, semakin ringkih menggenggam surai-surai cahaya....

Duhai kekasih, melimpahlah segala cahaya....

Monday, June 13, 2005

Serunai Cahaya

Di saat hati yang menengadah lepuh dalam gelegak rindu, ketika berjuta kata tak terungkap lumat seperti bunga pasir di tiup angin. Jiwa menjelma buluh yang menjulur menjelajah lengkung busur cahaya, tersisip dalam bentang pelangi yang bertandang seusai gerimis.

Terasa sukma makin berderai
Tertatih lirih menggenangi langit
Akankah menjadi lebur dalam serunai cahaya...

Melimpahlah seluruh cahaya..., duhai kekasih.

Friday, June 10, 2005

Terang Cahaya

aku tahu, jejak kan menantiku di ujung jembatan.
aku tahu, peluk hangat kan menungguku di tepian awan.
aku tahu, tatapan mesra kan merindukanku di celah-celah cahaya.

aku tahu, belaian lembut kan merengkuhku di balik tabir.
aku tahu, kidung lirih kan mengusapku di pantai keabadian.
aku tahu, nuansa syahdu kan melenakanku di sungai madu.

aku tak tahu, apakah sukma terbelenggu raga ini layak melebur dalam terang cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya......

Thursday, June 09, 2005

Gema Cahaya

Kau berikan aku terang, tetapi aku membutakan.
Kau berikan aku senandung, tetapi aku memilih tuli.
Kau berikan aku rasa, tetapi aku mengusung hambar.
Kau berikan aku nikmat, tetapi aku berdiri di jalan laknat.

Kau selalu memandangku, tetapi aku memalingkan wajah.
Kau selalu mendengarkanku, tetapi aku tidak memperdulikan.
Kau selalu menuntunku, tetapi aku melepaskan genggaman.

Kau gemakan cahaya, tetapi aku membelenggunya dalam gelap.
Kau semaikan cahaya, tetapi aku seringkali bosan menyiraminya.
Kau geraikan cahaya, tetapi aku memilih hitam tak terbilang.

Ampunilah aku, melimpahlah seluruh cahaya, duhai kekasih.............

Wednesday, June 08, 2005

Tabir Cahaya

Dalam pengasingan yang bisu, kesendirian mencetak bayang-bayang sunyi di dinding kusam. Cermin ku telah karat dan bernoda, bahkan cahaya pun enggan merias diri.
Ketika warna-warna tak lagi menghibur hati, ketika alunan nada tak lagi meredam lara.
Ketika hasrat tak lagi menggelorakan jiwa, ketika diri lebur dalam kehampaan.

Setiap sudut terhunjam dalam di kekosongan kerinduan, tertatih-tatih menyusuri tabir cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.......

Tuesday, June 07, 2005

Tirai Cahaya

Penantianku atas kesejatian jiwa telah mengusung hati nan sesak dan kelu

Lautan duka dan sesal telah mengombang-ambingkan biduk jiwa, mengayuh di antara gelombang ombak, mendayung di antara derai hujan, menjerit di antara desau angin

Keabadian, ku sematkan rindu pada tirai cahaya bulan yang memerah di langit hitam, mengukirnya dalam senandung syahdu sunyi ketika cahaya perlahan pupus dalam pekatnya malam

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.........

Monday, June 06, 2005

Serpihan Cahaya

Dalam tiupan angin sukmaku mengembara
menjelma belaian lembut pada daun dan rerumputan
menjelma senandung lirih pada bukit dan pematang
menjelma riak halus pada danau dan sungai hening

Dalam rambatan cahaya mentari jiwaku terpahat
menjelma serpihan sinar menari di relung lembah
menjelma butiran terang menyapa pucuk-pucuk pohon

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.......

Friday, June 03, 2005

Jalinan Cahaya

Meniti kembali jejak yang pudar, mengikatkan hati pada tiap jahitan sajadah, merenda harapan dari tiap percikan air yang mungkin membasuh dosa...

Tiap jejak langkah adalah jalinan cahaya, apakah benderang apakah temaram, berpulang pada jiwa yang tersembunyi..

Melimpahlah seluruh cahaya, duhai kekasih........

Thursday, June 02, 2005

Lembut Cahaya

...dan bila butiran air mata luruh, lebur bersama tanah liat merah
Kutitipkan dahaga pada arakan awan dan lembut cahaya merah jingga di ujung langit petang
Kuserahkan harapan pada kepakan sayap-sayap burung langit pulang ke sarang
Kupasrahkan jiwa pada setiap cercah lembut cahaya yang menghampiri bumi

Hati yang gamang dan gemetar mencari jawaban rindu
pada lembut cahaya di kala fajar , yang memancar di setiap tetesan embun pagi nan bening
pada kelopak mawar nan merekah ketika lembut cahaya memulas langit meretas kegelapan
pada desiran lembut angin pagi yang membelai sejuk ragaku
Adakah kan segera kutemukan...

Duhai kekasih, melimpahlah segala cahaya.......

Wednesday, June 01, 2005

Semu Cahaya

Aku di dalam rumah kaca, berjuta cermin berbaris memantulkan cahaya.
Jutaan cahaya semu menghampiri kemanapun wajahku menghadap kehidupan.

Tetap memilah walau lelah...., kerinduan akan cahaya nan nyata sumber segala cahaya. Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....