Dengan nama MU Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku.
Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”
Ya Allah, ciptakanlah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”
Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”
“...dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”
(Doa Rasulullah SAW)
Duhai Kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Wednesday, August 31, 2005
Tuesday, August 30, 2005
Nyala Cahaya
Jika kesadaran berpasangan dengan kesadaran, nyala cahaya akan bertambah dan jalan menjadi terang
Tetapi jika binatang buas mendampingi sesamanya , kegelapan akan bertambah dan jalanpun menjadi gelap.
-Jalaluddin Rumi-
Duhai kekasih melimpahlah seluruh cahaya....
Tetapi jika binatang buas mendampingi sesamanya , kegelapan akan bertambah dan jalanpun menjadi gelap.
-Jalaluddin Rumi-
Duhai kekasih melimpahlah seluruh cahaya....
Monday, August 29, 2005
Panji Cahaya
tidaklah mudah menyisiri angin di balik lembah pekuburan gelap
sebagaimana diri menjerang harapan di tanah pasir tandus
ketika gumpalan awan yang bergidik, berusaha menyembunyikan pucat
dan aroma busuk yang tumpah berserakan di pelataran
jasad, seonggok tanah yang naif dan durhaka berkepanjangan
saatnya nanti.
akan lunglai dan gemetar di hadapan panji -panji cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya
sebagaimana diri menjerang harapan di tanah pasir tandus
ketika gumpalan awan yang bergidik, berusaha menyembunyikan pucat
dan aroma busuk yang tumpah berserakan di pelataran
jasad, seonggok tanah yang naif dan durhaka berkepanjangan
saatnya nanti.
akan lunglai dan gemetar di hadapan panji -panji cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya
Friday, August 26, 2005
Penanda Cahaya
Seperti bintang-bintang yang tak tampak, kecuali dari balik malam yang samar-samar
jiwa meletupkan kebenaran yang terbenam jauh di dasar lumpur hati
kadang mendengar, kadang menafikan, tetapi kesejatian adalah murni sejak pertama
tiada kegelisahan yang mencerca atau keraguan menimpa bila kebenaran telah terbuka
andai telah jatuh saatnya, ketika segala penjaga tiada berdaya
elegi dirimu, diriku, langit bumi dan seisinya tiada beda kecuali penanda cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
jiwa meletupkan kebenaran yang terbenam jauh di dasar lumpur hati
kadang mendengar, kadang menafikan, tetapi kesejatian adalah murni sejak pertama
tiada kegelisahan yang mencerca atau keraguan menimpa bila kebenaran telah terbuka
andai telah jatuh saatnya, ketika segala penjaga tiada berdaya
elegi dirimu, diriku, langit bumi dan seisinya tiada beda kecuali penanda cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Thursday, August 25, 2005
Kalimat Cahaya
Apakah kau memang memiliki ?
penglihatanmu adalah diberi
pendengaranmu pun adalah diberi
bahkan kau temui ada yang tidak terberi...
kedua tanganmu adalah diberi
kedua kakimu pun adalah diberi
bahkan kau temui ada yang tidak terberi...
hatimu adalah diberi
jantung dan darahmu pun adalah diberi
bahkan kau temui ada yang telah diminta kembali...
duh..masih gelapkah semua untukmu, tiada kah pernah datang dan terbetik kalimat cahaya ?
sungguh, bila ada yang merasa memiliki apa yang ada di dunia, sementara ia sesungguhnya tidak memiliki dirinya sendiri, duhai alangkah berat tipuan yang harus tertanggung...
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
penglihatanmu adalah diberi
pendengaranmu pun adalah diberi
bahkan kau temui ada yang tidak terberi...
kedua tanganmu adalah diberi
kedua kakimu pun adalah diberi
bahkan kau temui ada yang tidak terberi...
hatimu adalah diberi
jantung dan darahmu pun adalah diberi
bahkan kau temui ada yang telah diminta kembali...
duh..masih gelapkah semua untukmu, tiada kah pernah datang dan terbetik kalimat cahaya ?
sungguh, bila ada yang merasa memiliki apa yang ada di dunia, sementara ia sesungguhnya tidak memiliki dirinya sendiri, duhai alangkah berat tipuan yang harus tertanggung...
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Wednesday, August 24, 2005
Selubung Cahaya
Hening sejenak dari deru putaran waktu dan lembutkanlah kelopak matamu
.....tenang...terdiam....menghampa.....sunyi.... sejuk....
adakah mulai terdengar walau sayup
ketika buih riak darahmu gemericik menerpa dan mengaliri segenap pembuluh-pembuluh nadi
adakah mulai terasa walau perlahan
ketika degup jantungmu menggema menggetarkan seluruh dada dan menyelimuti jasad
adakah mulai terlihat walau remang
ketika kedua mata menawang gelap terseret gelora warna warni selubung cahaya
...dan hati pun masih berpaling? duh..ampunilah...ampunilah..ampunilah...
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
.....tenang...terdiam....menghampa.....sunyi.... sejuk....
adakah mulai terdengar walau sayup
ketika buih riak darahmu gemericik menerpa dan mengaliri segenap pembuluh-pembuluh nadi
adakah mulai terasa walau perlahan
ketika degup jantungmu menggema menggetarkan seluruh dada dan menyelimuti jasad
adakah mulai terlihat walau remang
ketika kedua mata menawang gelap terseret gelora warna warni selubung cahaya
...dan hati pun masih berpaling? duh..ampunilah...ampunilah..ampunilah...
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
Tuesday, August 23, 2005
Putik Cahaya
Heningmu tertahan di serambi
patut tersulam dahulu segala jiwa yang pernah terkoyak
agar kembali lebur dalam mahligai suci yang diberi, yang langit bumi tak sanggup meniti
agar hilang segala hati semak, bermekaran putik-putik cahaya dan diri layak menjejak
sudahkah memulai?
Duhai kekasih melimpahlah seluruh cahaya.....
patut tersulam dahulu segala jiwa yang pernah terkoyak
agar kembali lebur dalam mahligai suci yang diberi, yang langit bumi tak sanggup meniti
agar hilang segala hati semak, bermekaran putik-putik cahaya dan diri layak menjejak
sudahkah memulai?
Duhai kekasih melimpahlah seluruh cahaya.....
Monday, August 22, 2005
Permadani Cahaya
Bumi , Langit dan seisinya
adalah bagaimana mereka datang dan menemani, tidak berarti diam.
Api, Air, Angin dan Tanah
adalah bagaimana mereka melebur dan mewujud, tidak berarti bisu.
Gelap dan Terang
adalah bagaimana mereka menutup dan menghamparkan, permadani cahaya bagi jiwa, atas kesaksian alam
Kemanakah diri hendak bersembunyi ?
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
adalah bagaimana mereka datang dan menemani, tidak berarti diam.
Api, Air, Angin dan Tanah
adalah bagaimana mereka melebur dan mewujud, tidak berarti bisu.
Gelap dan Terang
adalah bagaimana mereka menutup dan menghamparkan, permadani cahaya bagi jiwa, atas kesaksian alam
Kemanakah diri hendak bersembunyi ?
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Friday, August 19, 2005
Pangkuan Cahaya
Lubuk-lubuk terkekang dan ladang ilalang layu menguning
lembah hijau berpulang dan sungai kerontang mengering
ketika segala musnah menjadi remah, ketika sia-sia tangan dan wajah menengadah
ingatkah pada segala yang teraih, rindukah pada yang tersisih
kembalilah duhai diri, pulanglah duhai jiwa pada pangkuan cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
lembah hijau berpulang dan sungai kerontang mengering
ketika segala musnah menjadi remah, ketika sia-sia tangan dan wajah menengadah
ingatkah pada segala yang teraih, rindukah pada yang tersisih
kembalilah duhai diri, pulanglah duhai jiwa pada pangkuan cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Thursday, August 18, 2005
Mara Cahaya
saat meniti hasrat bersimbah nikmat merengkuh segala hormat dan harkat
adakah berikan secuil nyala sebagai obat atas semua laknat
ooo, jiwa yang sunyi, dimanakah diri melati yang selayaknya wangi
0uu, sukma nan lara, menangislah sebelum tertawa, sebelum tinggalkan mara cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
adakah berikan secuil nyala sebagai obat atas semua laknat
ooo, jiwa yang sunyi, dimanakah diri melati yang selayaknya wangi
0uu, sukma nan lara, menangislah sebelum tertawa, sebelum tinggalkan mara cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Tuesday, August 16, 2005
Tombak Cahaya
Mustahil menggapai langit, bila jiwa tak terhunjam mengelupaskan dunia
....ampuni dan berikanlah kami sebilah tombak cahaya , andai berkenan
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
....ampuni dan berikanlah kami sebilah tombak cahaya , andai berkenan
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Monday, August 15, 2005
Bisikan Cahaya
Tiada lelah bergumam, jutaan angin zikir berkelepak
Tiada lelah berjalan, ribuan sungai meniti hamparan sajadah bumi
sedangkan diri, harus menghela, kadang menunda, kadang meniada, kadang meronta
kesadaran yang tenggelam dalam dalam , sungguh sayup dan remang dari bisikan cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Tiada lelah berjalan, ribuan sungai meniti hamparan sajadah bumi
sedangkan diri, harus menghela, kadang menunda, kadang meniada, kadang meronta
kesadaran yang tenggelam dalam dalam , sungguh sayup dan remang dari bisikan cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Friday, August 12, 2005
Lembaran Cahaya
panggunggmu, pijakan retak di topang tiang rapuh telah berjuta abad
dan kau masih selalu saja mencoba menari, walau berjingkat
untaian manikam yang fana, namun pandangan telah buta menjelmakan nyata
sungguh kasihan..., adakah pernah berkaca?
mestinya sejak dahulu bertanya, kemanakah hilangnya lembaran cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
dan kau masih selalu saja mencoba menari, walau berjingkat
untaian manikam yang fana, namun pandangan telah buta menjelmakan nyata
sungguh kasihan..., adakah pernah berkaca?
mestinya sejak dahulu bertanya, kemanakah hilangnya lembaran cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Thursday, August 11, 2005
Sejuk Cahaya
remah-remah diri berserakan di pelataran sujud
meruah harapan membentur dinding yang terbangun di atas gelimang gelap
tiada sandaran lagi layak, cukup keranda sunyi yang mungkin juga tak pantas
alangkah sesal menghentak kencang, tak berarti pada hati yang menggelepar enggan
ooo, jiwa....kapankah kan kau lepaskan semua
ooo, sukma...bilakah kau kan mulai merasa sejuk cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
meruah harapan membentur dinding yang terbangun di atas gelimang gelap
tiada sandaran lagi layak, cukup keranda sunyi yang mungkin juga tak pantas
alangkah sesal menghentak kencang, tak berarti pada hati yang menggelepar enggan
ooo, jiwa....kapankah kan kau lepaskan semua
ooo, sukma...bilakah kau kan mulai merasa sejuk cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Wednesday, August 10, 2005
Rengkuh Cahaya
sayap-sayap sunyi merayap di dinding telinga
malam mulai menggelar selimut dingin di batas petang
biarkan, hening menyelusup menentang pikiran yang gaduh
biarkan, berjalan perlahan , menuntun hati buta nurani
hari berganti hari dan musim telah berganti musim melewati diri ringkih
tak pantas merenda harap di beranda remang
karena bagi sukma kembara, selalu ada rengkuh cahaya .....menemani
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
malam mulai menggelar selimut dingin di batas petang
biarkan, hening menyelusup menentang pikiran yang gaduh
biarkan, berjalan perlahan , menuntun hati buta nurani
hari berganti hari dan musim telah berganti musim melewati diri ringkih
tak pantas merenda harap di beranda remang
karena bagi sukma kembara, selalu ada rengkuh cahaya .....menemani
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
Tuesday, August 09, 2005
Maha Cahaya
sudahkah jauh berjalan dan mendekati tepian?
sementara waktu mengejar tak letih tak menyerah
sejak saat menyata sumpah kepada langit dan bumi
sejak saat menggema ikrar kepada hidup dan mati
sedangkan kehidupan telah mengasingkan segala yang di ketahui dan di kenal
dan telah terserahkan segenap jiwa dan raga pada mabuk dunia
duh.., diri yang malang tiada tempat kau bersembunyi tuk kembali bersaksi
ketika segalanya sujud tunduk dan rapuh pada Maha cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
sementara waktu mengejar tak letih tak menyerah
sejak saat menyata sumpah kepada langit dan bumi
sejak saat menggema ikrar kepada hidup dan mati
sedangkan kehidupan telah mengasingkan segala yang di ketahui dan di kenal
dan telah terserahkan segenap jiwa dan raga pada mabuk dunia
duh.., diri yang malang tiada tempat kau bersembunyi tuk kembali bersaksi
ketika segalanya sujud tunduk dan rapuh pada Maha cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
Monday, August 08, 2005
Awal Cahaya
pucuk-pucuk daun ketika rebah gemulai
menyingsing fajar yang menyapa seluruh permukaan bumi
geliat kepak sayap burung liar bermandikan angin
dan cerpelai berloncatan menyalami ranting-ranting yang masih tertidur
hawa sejuk embun yang mengering
dan semerbak tanah basah tersentuh sinar mentari
duhai, alangkah indahnya bila semua benar-benar bersemayam di hati
bukan hanya pola maya pula jejak semu di kedua bola mata
betapa harap tak kan pernah pupus, menimang asa tuk memurnikan kembali awal cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.......
menyingsing fajar yang menyapa seluruh permukaan bumi
geliat kepak sayap burung liar bermandikan angin
dan cerpelai berloncatan menyalami ranting-ranting yang masih tertidur
hawa sejuk embun yang mengering
dan semerbak tanah basah tersentuh sinar mentari
duhai, alangkah indahnya bila semua benar-benar bersemayam di hati
bukan hanya pola maya pula jejak semu di kedua bola mata
betapa harap tak kan pernah pupus, menimang asa tuk memurnikan kembali awal cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.......
Friday, August 05, 2005
Pancuran Cahaya
Musnah, segala sesuatu mewujud debu ... hilang terbawa angin..akhirnya
Kemarilah, kembalilah ....duhai bayang tirai gelap jiwa, basuhlah diri pada pancuran cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Kemarilah, kembalilah ....duhai bayang tirai gelap jiwa, basuhlah diri pada pancuran cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Thursday, August 04, 2005
Lorong Cahaya
duhai kedua bola mata pantas kah apa kau beri pandangan
duhai kedua telinga layak kah apa yang kau perdengarkan
duhai kedua belah tangan mestikah apa yang kau raba dan genggam
duhai kedua kaki haruskah apa yang kau jalankan
diri yang malang, sudahkah mematut lahir
hati yang lara, telah kah mengasah sukma
jiwa yang asing, kemana kau akan kembali
tidak kah telah jelas pemisah bagi gelap yang menyelimuti lorong cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
duhai kedua telinga layak kah apa yang kau perdengarkan
duhai kedua belah tangan mestikah apa yang kau raba dan genggam
duhai kedua kaki haruskah apa yang kau jalankan
diri yang malang, sudahkah mematut lahir
hati yang lara, telah kah mengasah sukma
jiwa yang asing, kemana kau akan kembali
tidak kah telah jelas pemisah bagi gelap yang menyelimuti lorong cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Wednesday, August 03, 2005
Tilam Cahaya
telah lama rindu ingin menepi
mati, hidup, mati dan hidup lagi
sendiri sampan ini telah sarat muatan
tawa, tangis, tawa dan tangis lagi
arus kehidupan sungguh melelahkan dayung sampan
kayuh, diam, kayuh dan diam lagi
kepada tambat kasmaran harapanku tuk berlabuh
melepas sedih, menghela rindu, membuang tangis, menepis gundah
kapankah kan ku akhiri, bersama akhirnya, meneduh dan pulas pada tilam cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
mati, hidup, mati dan hidup lagi
sendiri sampan ini telah sarat muatan
tawa, tangis, tawa dan tangis lagi
arus kehidupan sungguh melelahkan dayung sampan
kayuh, diam, kayuh dan diam lagi
kepada tambat kasmaran harapanku tuk berlabuh
melepas sedih, menghela rindu, membuang tangis, menepis gundah
kapankah kan ku akhiri, bersama akhirnya, meneduh dan pulas pada tilam cahaya
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Tuesday, August 02, 2005
Zarah Cahaya
sesungguhnya alam berbisik pada diri yang tenggelam, mengapa terlena?
sesungguhnya matahari, bulan dan bintang mengungkapkan wujudnya pada jiwa, mengapa terbuai?
sesungguhnya gunung, sungai dan lembah telah berkata-kata pada sukma, mengapa meragu?
tanyakan pada hati, sebutir zarah cahaya yang telah tersia-sia?
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
sesungguhnya matahari, bulan dan bintang mengungkapkan wujudnya pada jiwa, mengapa terbuai?
sesungguhnya gunung, sungai dan lembah telah berkata-kata pada sukma, mengapa meragu?
tanyakan pada hati, sebutir zarah cahaya yang telah tersia-sia?
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Monday, August 01, 2005
Kelopak Cahaya
sehingga merekah, memenuhi segenap jiwa dengan semerbak rindu
sehingga membunga, memenuhi segenap hati dengan warna-warna kemilau
kesemuanya merestui sayap-sayap yang tak nampak lembut merengkuh alam semesta
tak semestinya diri mengoyak kejernihan yang tulus
tak semestinya sukma menghempas kerinduan yang azali
sehingga merekah, kelopak cahaya menyinari menyelusup dalam-dalam di relung batin
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
sehingga membunga, memenuhi segenap hati dengan warna-warna kemilau
kesemuanya merestui sayap-sayap yang tak nampak lembut merengkuh alam semesta
tak semestinya diri mengoyak kejernihan yang tulus
tak semestinya sukma menghempas kerinduan yang azali
sehingga merekah, kelopak cahaya menyinari menyelusup dalam-dalam di relung batin
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Subscribe to:
Posts (Atom)