Biru sembilu urat nadi
memulas pucat warna wajahmu
meregang lengang di bilik lekang
mendera pulang yang teranyam usang
duhai jiwa nan kerdil
telah lunglai jemarimu menggapai langit
duhai hati nan pedih
telah sarat bidukmu menanti karam
kasih yang kau damba tak jua
dan awan awan bergelimang
mentatah paruh paruh sinar bulan
menampar sukmamu nan diam
kerana hidup adalah perjalanan panjang
dan bila kemudian tak layak untuk menjerang terang
apatah pula menjelang datang
maka adalah lebih baik dari mula sekarang
menyemai angin telanjang
menebar serbuk cahaya di hujung pematang
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
Wednesday, June 28, 2006
Friday, June 23, 2006
Rindu Cahaya
Serentak bermekaran
seluruh kuncup mawar di taman
sebagaimana jiwa yang kering perlahan haru karena usapan hujan
begitu pula lah biduk hati nan terkembang
sontak berlayar mengejar batas akhir kerinduan
mendayung dengan harapan , mengayuh bersama impian
demikian cerita sang bulan
di awal malam setiap musim
bagi jutaan bintang
yang tak bosan mendengar
bagi jutaan angin
yang bersenandung perlahan
bagi setiap hati
yang memendam rindu cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
seluruh kuncup mawar di taman
sebagaimana jiwa yang kering perlahan haru karena usapan hujan
begitu pula lah biduk hati nan terkembang
sontak berlayar mengejar batas akhir kerinduan
mendayung dengan harapan , mengayuh bersama impian
demikian cerita sang bulan
di awal malam setiap musim
bagi jutaan bintang
yang tak bosan mendengar
bagi jutaan angin
yang bersenandung perlahan
bagi setiap hati
yang memendam rindu cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
Thursday, June 22, 2006
Rahasia Cahaya
Suatu saat ketika kau merasa
dirimu berjarak dengan dirimu
matahari memudar
Suatu saat ketika kau merasa
jiwamu berjarak dengan jiwamu
langit mengeruh
Suatu saat ketika kau merasa
hatimu berjarak dengan hatimu
waktu berhenti
Keakuanmu menyala nyalang, menumbuk kesadaran, menghantam tiap sisi nurani tiada berkesudahan, silih berganti , sampai kelelahan menggiring sukmamu tiba, sampai kepenatan membenamkan segala hasrat, musnah dan tiada lagi jarak tercipta, ketika dirimu adalah juga dirimu, jiwamu dan hatimu
maka suatu ketika kau akan merasa
Rahasia Cahaya terungkap terang lagi jernih
...maka sesungguhnyalah, tiada yang lain selain dirimu
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
dirimu berjarak dengan dirimu
matahari memudar
Suatu saat ketika kau merasa
jiwamu berjarak dengan jiwamu
langit mengeruh
Suatu saat ketika kau merasa
hatimu berjarak dengan hatimu
waktu berhenti
Keakuanmu menyala nyalang, menumbuk kesadaran, menghantam tiap sisi nurani tiada berkesudahan, silih berganti , sampai kelelahan menggiring sukmamu tiba, sampai kepenatan membenamkan segala hasrat, musnah dan tiada lagi jarak tercipta, ketika dirimu adalah juga dirimu, jiwamu dan hatimu
maka suatu ketika kau akan merasa
Rahasia Cahaya terungkap terang lagi jernih
...maka sesungguhnyalah, tiada yang lain selain dirimu
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
Friday, June 16, 2006
Manik Cahaya
seperti seluruh jiwa murni yang lainnya
adalah berada dalam samudera manik cahaya
bergerak bersama irama semesta
naik dan turun mengikuti gelombang ombak
hingga tiba waktu yang dijanjikan
kan terdampar di pantai hening dan diam
hanya kadang diri tidak memahami
atau memang tidak pernah terpahami
karena jasad telah menguasai
kerana hasrat telah menutupi
manik cahaya semakin tersembunyi
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
adalah berada dalam samudera manik cahaya
bergerak bersama irama semesta
naik dan turun mengikuti gelombang ombak
hingga tiba waktu yang dijanjikan
kan terdampar di pantai hening dan diam
hanya kadang diri tidak memahami
atau memang tidak pernah terpahami
karena jasad telah menguasai
kerana hasrat telah menutupi
manik cahaya semakin tersembunyi
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Wednesday, June 14, 2006
Cahaya Diri Cahaya Semesta
Sejauh mata memandang hanya kembali pada dirimu
sebagaimana samudera semesta alam adalah lautan semesta diri
mengapa mencari keluar bila dapat kau temukan di dalam?
mengapa berjaga di luar bila selalu berada di dalam?
Tidak kah pernah kau selami diri yang sejati?
diri yang bukan dirimu dan bukan diriku
namun selalu berada dalam dirimu dan diriku
sehingga dapat kau pahami melalui diri sendiri
keindahan semesta adalah keindahan diri
keagungan semesta adalah keagungan diri
kehancuran semesta adalah kehancuran diri
keruntuhan semesta adalah keruntuhan diri
demikianlah, hingga pada akhirnya seluruh cahaya semesta adalah cahaya diri
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
sebagaimana samudera semesta alam adalah lautan semesta diri
mengapa mencari keluar bila dapat kau temukan di dalam?
mengapa berjaga di luar bila selalu berada di dalam?
Tidak kah pernah kau selami diri yang sejati?
diri yang bukan dirimu dan bukan diriku
namun selalu berada dalam dirimu dan diriku
sehingga dapat kau pahami melalui diri sendiri
keindahan semesta adalah keindahan diri
keagungan semesta adalah keagungan diri
kehancuran semesta adalah kehancuran diri
keruntuhan semesta adalah keruntuhan diri
demikianlah, hingga pada akhirnya seluruh cahaya semesta adalah cahaya diri
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Monday, June 12, 2006
Cercah Cahaya
hidup kosong dan jerit hampa
pada seringai dan mimik tawar
lalu ingatan terpotong-potong
menyeruak di antara keranda
pikirmu sudah selesai
padahal jiwa menangis kerap
dan kerabat menatap harap
sementara tanah telah tersibak
sesungguhnya hingga kini bersama awan berarak
ruh ruh jiwa merekah dan mengepak kepak
kemudian seluruh semesta sujud menapak
tiadakah jua cercah cahaya tampak ?
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
pada seringai dan mimik tawar
lalu ingatan terpotong-potong
menyeruak di antara keranda
pikirmu sudah selesai
padahal jiwa menangis kerap
dan kerabat menatap harap
sementara tanah telah tersibak
sesungguhnya hingga kini bersama awan berarak
ruh ruh jiwa merekah dan mengepak kepak
kemudian seluruh semesta sujud menapak
tiadakah jua cercah cahaya tampak ?
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Thursday, June 08, 2006
Semarak Cahaya
Siapakah dirimu yang menanti begitu luka di tepi hidup
mengais kais air mata di ujung rindu yang terbakar
mengorek korek jernih di telaga keruh yang bergolak
Siapakah dirimu yang memendam kasmaran di senja senja
merekahkan sayap sayap harap di lembah dalam kelam
menapaki jalan samudera dan arus angin endap endap
Siapakah dirimu yang menjelma menjadi diriku
mengoyak langit benak
menghancurkan lautan angan
memupus semarak cahaya dunia
semoga...
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
mengais kais air mata di ujung rindu yang terbakar
mengorek korek jernih di telaga keruh yang bergolak
Siapakah dirimu yang memendam kasmaran di senja senja
merekahkan sayap sayap harap di lembah dalam kelam
menapaki jalan samudera dan arus angin endap endap
Siapakah dirimu yang menjelma menjadi diriku
mengoyak langit benak
menghancurkan lautan angan
memupus semarak cahaya dunia
semoga...
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
Subscribe to:
Posts (Atom)