Dengan nama MU Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku.
Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”
Ya Allah, ciptakanlah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”
Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”
“...dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”
(Doa Rasulullah SAW)
Duhai Kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Friday, July 29, 2005
Thursday, July 28, 2005
Benih Cahaya
apakah engkau bersama, ketika hujan turun membasahi daun-daun pucat dan tanah kering?
apakah engkau bersama, ketika guntur menggelegar menggema memenuhi tiap sudut dunia?
apakah engkau bersama, ketika malam menggelar sajadahnya dan bintang gemintang bertafakur?
apakah engkau bersama, ketika suara gemericik air mengaliri tiap jengkal bumi yang mulai layu?
apakah engkau bersama, ketika jiwa menatap diri dengan gelisah, derita berkepanjangan?
apakah engkau bersama, ketika hati bergetar merengkuh sejatinya yang tiada fana?
apakah engkau bersama, ketika benih cahaya mulai tumbuh dan menyejukkan gelap sukmamu ?
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
apakah engkau bersama, ketika guntur menggelegar menggema memenuhi tiap sudut dunia?
apakah engkau bersama, ketika malam menggelar sajadahnya dan bintang gemintang bertafakur?
apakah engkau bersama, ketika suara gemericik air mengaliri tiap jengkal bumi yang mulai layu?
apakah engkau bersama, ketika jiwa menatap diri dengan gelisah, derita berkepanjangan?
apakah engkau bersama, ketika hati bergetar merengkuh sejatinya yang tiada fana?
apakah engkau bersama, ketika benih cahaya mulai tumbuh dan menyejukkan gelap sukmamu ?
duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
Wednesday, July 27, 2005
Kosong Cahaya
Mengarungi setiap jeram tak terukur
Melintasi ladang dan pematang tak bertuan
Jiwa adalah perantau yang sepi sementara dunia adalah teman yang semu
Mendaki bukit dan gunung tak berkesudahan
Melayari sungai dan laut tak bertepi
Jiwa adalah yang kehilangan sementara dunia adalah keakraban yang menikam diam-diam
Menyusuri lembah dan pantai penghujung
Meniti hutan dan rimba gelap
Jiwa adalah ceruk yang membutuhkan sementara dunia adalah pemberi yang kosong cahaya
Duhai, sudikah hati menerima...
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya......
Melintasi ladang dan pematang tak bertuan
Jiwa adalah perantau yang sepi sementara dunia adalah teman yang semu
Mendaki bukit dan gunung tak berkesudahan
Melayari sungai dan laut tak bertepi
Jiwa adalah yang kehilangan sementara dunia adalah keakraban yang menikam diam-diam
Menyusuri lembah dan pantai penghujung
Meniti hutan dan rimba gelap
Jiwa adalah ceruk yang membutuhkan sementara dunia adalah pemberi yang kosong cahaya
Duhai, sudikah hati menerima...
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya......
Tuesday, July 26, 2005
Seruan Cahaya
Mari satu persatu berbarislah sebagaimana asal kisah
Tiada ruji tajam yang memenjarakan setiapnya
Tiada dinding tebal yang memisahkan setiapnya
...seperti di bumi ini
Mari satu persatu nyaringkanlah gema hati
Tiada kebungkaman yang membisukan setiapnya
Tiada kegelapan yang mencengkeram setiapnya
...seperti kehidupan fana ini
Sesungguhnya adalah bagimu dan bagiku setiapnya sama
Tertunduk takluk pada seruan cahaya
...adakah ....
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Tiada ruji tajam yang memenjarakan setiapnya
Tiada dinding tebal yang memisahkan setiapnya
...seperti di bumi ini
Mari satu persatu nyaringkanlah gema hati
Tiada kebungkaman yang membisukan setiapnya
Tiada kegelapan yang mencengkeram setiapnya
...seperti kehidupan fana ini
Sesungguhnya adalah bagimu dan bagiku setiapnya sama
Tertunduk takluk pada seruan cahaya
...adakah ....
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Monday, July 25, 2005
Lembayung Cahaya
Inikah diri yang dahulu, seperti ukiran langit
Inikah jiwa yang asal, layaknya janin mutiara dalam buaian kerang
Inikah sukma muara, seperti mata air jernih di lembah terasing
Suara berjuta dengung telah memekakkan telinga
Sinar berjuta terang telah membutakan mata
Hanya kepada kesejatian sauh terhunjam dalam-dalam,
Membiaslah lembayung cahaya pada segenap hati
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Inikah jiwa yang asal, layaknya janin mutiara dalam buaian kerang
Inikah sukma muara, seperti mata air jernih di lembah terasing
Suara berjuta dengung telah memekakkan telinga
Sinar berjuta terang telah membutakan mata
Hanya kepada kesejatian sauh terhunjam dalam-dalam,
Membiaslah lembayung cahaya pada segenap hati
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Friday, July 22, 2005
Serak Cahaya
Pada pucat sembilu jiwa menengadah
Memandangi raga yang buyar di lintas masa , menyuarakan gema yang tertinggal purba
Duhai dunia, patutlah dirimu raja atas semua nafsu yang mencekik nurani
Aku bersemayam di serak cahaya yang tak pasti bertandang
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Memandangi raga yang buyar di lintas masa , menyuarakan gema yang tertinggal purba
Duhai dunia, patutlah dirimu raja atas semua nafsu yang mencekik nurani
Aku bersemayam di serak cahaya yang tak pasti bertandang
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Thursday, July 21, 2005
Danau Cahaya
Pegangi dahan itu
kemana pembuluh rotan melingkarkan raganya
Jangan urai akar yang terpendam
kemana sukma tertanam dalam-dalam memahatkan janjinya
Pergilah jauh-jauh
ke tempat dimana danau-danau cahaya memandikan bumi, menyucikan tanah
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
kemana pembuluh rotan melingkarkan raganya
Jangan urai akar yang terpendam
kemana sukma tertanam dalam-dalam memahatkan janjinya
Pergilah jauh-jauh
ke tempat dimana danau-danau cahaya memandikan bumi, menyucikan tanah
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Wednesday, July 20, 2005
Jalan Cahaya
Berbisik pada diri jiwa yang nista
Mengalunlah segala suara dan kerlap-kerlip dunia
Di serambi malam aku menghitung
Di pintu fajar aku mendekap
Adakah saat penantian ku kan terungkap
...indahnya kembali menapak pada jalan cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Mengalunlah segala suara dan kerlap-kerlip dunia
Di serambi malam aku menghitung
Di pintu fajar aku mendekap
Adakah saat penantian ku kan terungkap
...indahnya kembali menapak pada jalan cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Tuesday, July 19, 2005
Asal Cahaya
Kesejatian tidak dan tak akan pernah singgah
Keraguan mencumbu tiada henti hingga terlena
Ketika hati dan sukma menjadi budak raga
Sesungguhnya daging akan meleleh, tulang akan terurai dan darahmu mengering
Kesedihan bermula ketika diri menolak asal cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Keraguan mencumbu tiada henti hingga terlena
Ketika hati dan sukma menjadi budak raga
Sesungguhnya daging akan meleleh, tulang akan terurai dan darahmu mengering
Kesedihan bermula ketika diri menolak asal cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Monday, July 18, 2005
Cermin cahaya
Apa yang terlihat tidak harus terjelaskan
Segalanya adalah berjuta pantulan cermin cahaya
....pasti memudar
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Segalanya adalah berjuta pantulan cermin cahaya
....pasti memudar
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Friday, July 15, 2005
Pulasan Cahaya
Tidak tahu kemana berlayar dan dimana bersauh
bukan untuk mengenal tetapi di kenal
bukan untuk mengaku tetapi di aku
bukan untuk menjadi tetapi di jadikan
Pikiran dan hati usang bergemericik , lumpuh dalam pulasan cahaya
Duhai kekasih , melimpahlah seluruh cahaya....
bukan untuk mengenal tetapi di kenal
bukan untuk mengaku tetapi di aku
bukan untuk menjadi tetapi di jadikan
Pikiran dan hati usang bergemericik , lumpuh dalam pulasan cahaya
Duhai kekasih , melimpahlah seluruh cahaya....
Thursday, July 14, 2005
Tambatan Cahaya
Hadirnya kosong untuk mengetahui keberadaan isi
Hadirnya tiada untuk memahami keberadaan ada
Menjadi lembut untuk menyelami yang keras
Menjadi kanan untuk memposisikan yang kiri
Mengetahui menjadi semakin bodoh
Memahami berarti semakin tak berdaya
Memilih biduk gelap untuk menggapai tambatan cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Hadirnya tiada untuk memahami keberadaan ada
Menjadi lembut untuk menyelami yang keras
Menjadi kanan untuk memposisikan yang kiri
Mengetahui menjadi semakin bodoh
Memahami berarti semakin tak berdaya
Memilih biduk gelap untuk menggapai tambatan cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Wednesday, July 13, 2005
Genggaman Cahaya
Di malam-malam gelap
Isak yang tersendat menggumpal
Bulir air mata yang enggan luruh
Bahkan dalam penyesalan yang terlambat masih sulit menyeka noda
Di sudut hati, syahdu merindukan serambi tempat kembali
Gurun ini semakin panas dan sarat pedih
pada genggaman cahaya, ku kan bersandar
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Isak yang tersendat menggumpal
Bulir air mata yang enggan luruh
Bahkan dalam penyesalan yang terlambat masih sulit menyeka noda
Di sudut hati, syahdu merindukan serambi tempat kembali
Gurun ini semakin panas dan sarat pedih
pada genggaman cahaya, ku kan bersandar
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Tuesday, July 12, 2005
Tujuh Lapis Cahaya
Tujuh lapis purnama telah menghela masa
Tujuh lapis pusara telah mengukir dunia
Tujuh lapis langit telah memahat pertanda
Tujuh lapis bumi telah menjaga pusaka
Tujuh lapis cahaya telah menyelimuti mayapada
Tujuh lapis anugerah kepada manusia
....masihkah ingkar dan angkara ?
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Tujuh lapis pusara telah mengukir dunia
Tujuh lapis langit telah memahat pertanda
Tujuh lapis bumi telah menjaga pusaka
Tujuh lapis cahaya telah menyelimuti mayapada
Tujuh lapis anugerah kepada manusia
....masihkah ingkar dan angkara ?
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Monday, July 11, 2005
Purba Cahaya
Di tepian sungai ketika hujan gerimis merenda pelangi
Menatap lembut tiap butir yang luruh bersatu dengan riak air mengalir
Saat seluruh bumi sedang termangu mandah dipulas langit senja
Selalu bertanya apakah diri hadir bersama
Selalu meragu apakah jiwa telah menandai
Sebatang pohon kara yang mengukir usia, sendiri menyulam purba cahaya sebagai sajadah hening di tengah rimba
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Menatap lembut tiap butir yang luruh bersatu dengan riak air mengalir
Saat seluruh bumi sedang termangu mandah dipulas langit senja
Selalu bertanya apakah diri hadir bersama
Selalu meragu apakah jiwa telah menandai
Sebatang pohon kara yang mengukir usia, sendiri menyulam purba cahaya sebagai sajadah hening di tengah rimba
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...
Friday, July 08, 2005
Penjuru Cahaya
dalam hening, terasa deras mengalir darahku
dalam sunyi, terdengar gema detak jantungku
dalam sepi, terasa getar derik tulang belulangku
dalam sendiri, terdengar bisikan bisikan hatiku
aku terlahir sendiri dan berpulang sendiri
aku hadir dari sunyi dan kembali ke sepi
aku mewujud dari tiada dan kembali tiada
keramaian dan senda gurau
kemeriahan dan canda tawa
kegemerlapan dan cumbu rayu
seperti sekelebatan angin menyisiri lembah, pantai dan gunung-gunung
sungguh, hanya bila kesadaran merekah dan kehadiran termakna
sungguh, hanya bila hakikat jiwa menerima dan tabir sukma terbuka
kehidupan terpapar kembali dan penjuru cahaya memperlihatkan segala sesuatu sebagaimana adanya
semoga.....
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
dalam sunyi, terdengar gema detak jantungku
dalam sepi, terasa getar derik tulang belulangku
dalam sendiri, terdengar bisikan bisikan hatiku
aku terlahir sendiri dan berpulang sendiri
aku hadir dari sunyi dan kembali ke sepi
aku mewujud dari tiada dan kembali tiada
keramaian dan senda gurau
kemeriahan dan canda tawa
kegemerlapan dan cumbu rayu
seperti sekelebatan angin menyisiri lembah, pantai dan gunung-gunung
sungguh, hanya bila kesadaran merekah dan kehadiran termakna
sungguh, hanya bila hakikat jiwa menerima dan tabir sukma terbuka
kehidupan terpapar kembali dan penjuru cahaya memperlihatkan segala sesuatu sebagaimana adanya
semoga.....
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Thursday, July 07, 2005
Belai Cahaya
Menggugah hikmah yang terselip di rerimbunan belukar lara,
sendiri jiwa terjebak di celah-celah duri tajam yang beringas,
sendiri pedih mencabik-cabik kesadaran menorehkan bekas yang membisu..sunyi.
Tetapi, kesunyian adalah sahabat yang karib yang dengannya keindahan menemukan diri,
seperti malam-malam yang berlalu di iringi arakan bintang diam dan bulan bungkam diam,
ketika angin berdesir lirih memetik daun-daun menemani senandung zikir jangkrik.
Namun, adakah hati mampu menyelami,
apakah nurani tetap berjaga,
adakah sukma membuka sejati ?
Dan..setelah segalanya, mampukah menyerah pasrah atas segala yang terjadi
dan membiarkan diri laksana bayi dalam buaian bunda yang memeluk lembut dan menatap mesra, dengan binar mata yang mencerahkan hati, menghangatkan sukma...
seperti fajar menjelang ketika seluruh alam larut dalam belaian cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
sendiri jiwa terjebak di celah-celah duri tajam yang beringas,
sendiri pedih mencabik-cabik kesadaran menorehkan bekas yang membisu..sunyi.
Tetapi, kesunyian adalah sahabat yang karib yang dengannya keindahan menemukan diri,
seperti malam-malam yang berlalu di iringi arakan bintang diam dan bulan bungkam diam,
ketika angin berdesir lirih memetik daun-daun menemani senandung zikir jangkrik.
Namun, adakah hati mampu menyelami,
apakah nurani tetap berjaga,
adakah sukma membuka sejati ?
Dan..setelah segalanya, mampukah menyerah pasrah atas segala yang terjadi
dan membiarkan diri laksana bayi dalam buaian bunda yang memeluk lembut dan menatap mesra, dengan binar mata yang mencerahkan hati, menghangatkan sukma...
seperti fajar menjelang ketika seluruh alam larut dalam belaian cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....
Wednesday, July 06, 2005
Pelita Cahaya
bukankah telah banyak kisah ?
bukankah sudah diterima hikmah ?
tidakkah dirasakan nikmah ?
mengapa masih gelap merundung sukma
mengapa kerap jiwa menutupi pelita cahaya
Duhai kekasih , melimpahlah seluruh cahaya....
bukankah sudah diterima hikmah ?
tidakkah dirasakan nikmah ?
mengapa masih gelap merundung sukma
mengapa kerap jiwa menutupi pelita cahaya
Duhai kekasih , melimpahlah seluruh cahaya....
Tuesday, July 05, 2005
Wujud Cahaya
muda mendahului tua pada jasad yang sama
mentah mendahului matang pada jiwa yang sama
gelap mendahului terang pada sukma yang sama
mati mendahului hidup pada ruh yang sama
sungguh, telah seringkali diri menipu diri
sungguh, tak berdaya tanpa
sungguh , akan kembali berwujud cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
mentah mendahului matang pada jiwa yang sama
gelap mendahului terang pada sukma yang sama
mati mendahului hidup pada ruh yang sama
sungguh, telah seringkali diri menipu diri
sungguh, tak berdaya tanpa
sungguh , akan kembali berwujud cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Monday, July 04, 2005
Seutas Cahaya
detik demi detik meminang maut
hari demi hari bercermin pedih
langit telah tiada lagi untuk meratap
bumi telah lenyap untuk bersimpuh
hanya sendiri, hina berdiri
hanya meminta, seutas cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
hari demi hari bercermin pedih
langit telah tiada lagi untuk meratap
bumi telah lenyap untuk bersimpuh
hanya sendiri, hina berdiri
hanya meminta, seutas cahaya
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Friday, July 01, 2005
Puing Cahaya
kudapati melingkar yang tak berkesudahan
seperti jejaring yang buntu di setiap ujung
gelisah menari-nari di setiap simpul darah
menggema di lorong-lorong pembuluh
sukma yang sendiri, mencari puing-puing cahaya yang pernah ada
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
seperti jejaring yang buntu di setiap ujung
gelisah menari-nari di setiap simpul darah
menggema di lorong-lorong pembuluh
sukma yang sendiri, mencari puing-puing cahaya yang pernah ada
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....
Subscribe to:
Posts (Atom)