Wednesday, December 28, 2005

Pengantin Cahaya

bagai sayap-sayap fajar mendulang perak tembaga
tak ada misteri kehidupan yang lebih besar dan lebih indah dari kasih sayang
yang merubah kesunyian menjadi senandung

seperti bintang-bintang yang samar di langit malam
tidak untuk dikenali namun selalu hadir dimanapun jiwa berdiri memandang langit
yang merubah keheningan menjadi syahdu

diri telah menjelang dan kembali pada buaian
iring-iringan rindu menari perlahan menundukkan wajah yang elok tersipu

jejak kini akan merangkai beranda dan merenda mahlugai kembara
menyibak ombak dan menjalin kencana
memancar dari dalam sukma dan menyingkap rahasia hati kepada jiwa
hingga lebur dan kembali bermuara
pada syair ilahi pengantin cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tungku Cahaya

adalah diriku musafir yang kehilangan, sehingga patut untuk kau tuntun
dan jiwaku, walau telah diberikan sayap namun kau tahu masih rapuh tuk terbang
lalu sukmaku yang meranggas, yang selalu dahaga , mendamba bersua murni tirta
sepenuhnya aku berpasrah...

sesungguhnya manusia tidak pernah berasal dari rahim ibunya dan tidak juga berakhir dalam rahim bumi
sesungguhnya bumi, bintang dan langit tidak pernah hilang bagi jiwa yang mencinta
bagiku, segalanya tidak pernah ada dan karenanya tidak akan hilang
sepenuhnya aku mandah...

kemarilah perlahan
mendekatlah untuk kurengkuh
semoga diri ini terbakar musnah dalam tungku cahaya...dan kembali murni

duhai kekasih, melimpahlah segala cahaya...

Wednesday, December 14, 2005

Gelora Cahaya

pada senyap-senyap langit petang merah tembaga
pada sunyi-sunyi angin malam lembut berdesir
pada hening embun fajar yang meluruh diam-diam

pada jiwa yang kehilangan
pada sukma terasing
pada raga kehilangan
pada kelelahan pengembaraan

.......padamu jua segalanya kembali
pada Gelora Cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya......

Friday, December 02, 2005

Tahta Cahaya

engkau bermimpi tentang matahari di sela dedaunan hijau
melayang dirimu membentangkan jiwa menjangkau mayapada
ragamu melebur dengan butir-butir embun luruh ke bumi
semakin hilang jati diri menjadi kesatuan alam

sayapmu berkepak terbang semakin tinggi dan tinggi
hingga dapat kau rasakan hangatnya pancaran yang mampu melumatkan segala noda
hingga kau saksikan kilaunya tahta cahaya

semoga mimpimu menyata

duhai kekasih, melimpahlah segala cahaya....

Monday, November 21, 2005

Mimis Cahaya

Semburatmu selatan
berpendar angin menerbangkan serpihan jiwamu ke penjuru bumi
bagai muntahan mimis cahaya

sampai suatu saat kau temukan
dan hatimu merindukan
sejatimu yang tertinggal
nuranimu yang tenggelam

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Friday, November 18, 2005

Satu Cahaya

Aku
Kau
berpencar dan menyatu

Satu Cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Thursday, November 17, 2005

Lafal Cahaya

berkelok jalan ke puncak, meniti tebing, menggapai pijakan
mencapai nadir tiada berpangkal tiada berujung
meraih lingkar abadi mayapada

mengapa sungai berkelok menuju samudera
mengapa langit menaungi bumi sepanjang pandang
mengapa surya dan candra melingkar

mengapa jasad dan jiwa ?
adalah keharibaan maujud
adalah keesaan wujud
adalah lafal cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, November 16, 2005

Mizan Cahaya

telah menghampiri senja
memulas langit merah tembaga

di antara jiwa-jiwa centang-perenang di antara malakut dan mahsyar
berlomba merenda sukma, menjala hasrat dan menyuling raga
tidaklah patut menasbihkan diri
apatah tahu esok fajar kan menjelang?

karena langit merengkuh tanpa pesan, bumi meradang tanpa tanda
tinggallah jiwa dan mizan cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, November 15, 2005

Langgam Cahaya

dan jiwa adalah dawai yang lembut
dan semesta adalah irama petikan harpa yang harmoni

maka diamkan dirimu pada sunyi tak bertepi
maka tundukan hasratmu pada sepi tak berhujung
biarkanlah segalanya mengalir tanpa paksaan
dengarkanlah sayup gemericik sukmamu

lalu rasakanlah.....hingga memenuhi kedua telinga dan memenuhi semesta jasadmu
jiwa yang mengalun lembut dalam langgam cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Monday, November 14, 2005

Kalam Cahaya

di hatimu masih tersimpan
di jiwamu masih tertanam

ketuklah perlahan dan ucapkan salam
sehingga terang berpendar perlahan
karena tak kan sanggup kau menahan indahnya nan menyilaukan
karena tubuh hanya daging tanah yang mudah kering terbakar api

biarkan sinarnya menyelimuti diri kelam
membasuh luka dan mengusap perih
agar semakin nyata bagi hati dan jiwa
guratan kalam cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Friday, November 11, 2005

Jerambang Cahaya

sepanjang hayat telah berkalang lara
sepanjang nyawa kerapkali mengayuh di lautan pedih, sendiri..

telah kutangisi semua segala
tanah-tanah kerontang, lembah-lembah tandus, gunung-gunung terkikis dan sungai mengering
pohon-pohon bergelimpangan, daun-daun layu menguning, langit kelam dan bumi meronta

telah pula kusaksikan semua segala
jiwa-jiwa kerdil meranggas, pikiran-pikiran picik membusuk dan sukma-sukma meregang
nafsu-nafsu mengangkang, hasrat-hasrat menerjang dan wajah-wajah kepalsuan

...betapa rinduku gemulai angin menerpa pucuk ranting dan ujung-ujung daun
bergemerisik di antara canda tawa lepas dan diri sejati murni
bagai gemerlap jerambang cahaya di atas rawa-rawa gelap, di pucuk-pucuk jiwa

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, November 10, 2005

Panji Cahaya

Kelak, di penghujung waktu telah menanti
ketika tercencang raga dan jiwa
saat surya terberai dan cenderawarna padam

adalah hati yang gementar gementam sedangkan tiada handai tuk mengadu
dan gelap berbaris berlaskar-laskar
menutup langit bumi dengan gemuruh sunyi

sesungguhnya aku, kami, kamu, kalian, dia, mereka, tak berbeda
hanyalah hina di hadapan panji cahaya
maka sudahkah berkaca?

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Wednesday, November 09, 2005

Pangkuan Cahaya

kembali kepada bumi
kembalikah untuk tersayat jerat-jerat ?

kilat cermin tiada memantul, kilat beliung tiada terlihat
jiwa selasih memadu bungah segala angan kerap membuncah

duhai jangan lagi
dan ingatlah akan kembali
kembali ke pangkuan cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Wednesday, November 02, 2005

Takbir Cahaya

Kerinduanku kan menjelang

Takbir Cahaya

kuserahkan nyawa dan raga, sungguh manusia tiada daya upaya, semoga ridha

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya......

Tuesday, November 01, 2005

Pici Cahaya

Lalu nafsi
kapankah diri kan sadari

caping gelap atau pici cahaya ?

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Monday, October 31, 2005

Doa Cahaya

Dengan nama MU Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku.

Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”

Ya Allah, ciptakanlah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”

Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”

“...dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”

(Doa Rasulullah SAW)

Duhai Kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Friday, October 28, 2005

Sepi Cahaya

langit yang mengintip di sisi-sisi jendela
menjangkau pandang dalam remang kamar yang sepi cahaya

hati yang memar dan kesadaran yang lebam
menumpuk di setiap sudut kamar di antara jejaring tua laba-laba yang penuh debu

kehidupan telah menggiring jisim menjadi getas dan mudah terbakar
menipis dan semakin hilang sudah elok paras di awal kelopak bermekaran di awal musim
sedangkan karat dan carut pada jiwamu bahkan lebih dalam dan gelap

....lalu hening , angin kelam menusuk diam diam
menjerat nyali - menjegal nyala
lalu kehidupan hilang, dalam remang kamar yang sepi cahaya

maukah?

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, October 27, 2005

Ufuk Cahaya

Telah di ilhamkan pada hasratmu
sungai mewangi yang madu atau parit membusuk yang ular
tentu saja
memilih tidak semudah sebagaimana yang tampak bagi mata dagingmu

untuk setiapnya tabir yang berkebalikan
dan sebaikbaiknya bekal untukmu adalah kesabaran
.... semoga engkau mengetahui
adalah ufuk cahaya bahkan bagi kegelapan yang paling

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, October 26, 2005

Praja Cahaya

mengapa kerap kau tersedak kerdak
lagi teramat kesumat
hidup ini bagai biji kesumba
dan semua yang kau kenal sesungguhnya hanya lelakon
muda, madya dan purna pun mati

tidakkah pernah datang padamu maklumat
atau telah buta jiwamu dan mandah pada dunia mancawarna

.... betapa malang, tiadakah rindumu tuk berpulang ke praja cahaya?

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tuesday, October 25, 2005

Kembang Cahaya

hei, hinggaplah sesukamu duhai kupu-kupu
hei, menarilah seindah sayapmu duhai kupu-kupu
hei, alangkah menawannya kini

hanya jangan lupa dahulu kau adalah ulat yang menjijikkan
hanya jangan lupa dahulu kau adalah jisim yang berkeremut
duhai jangan lupa dahulu....

maka pandangilah dan dekatilah sebelum usia pendekmu menjelang
mendekatlah selalu di sisi kelopak yang bermekar penuh , di taman kembang cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Monday, October 24, 2005

Tangga Cahaya

suatu ketika , bahwa segalanya mengalami kehilangan
dan semua nafsu yang berdalih atas nama nurani
dan semua hasrat yang bersembunyi dibalik topeng lahiriah
menjadi kebinasaan yang menggerus perlahan jiwa, ....habis dan terkikis

ingatkan selalu pada maghrib yang akan menjelang
ketika habis masa perjanjian yang telah tertulis sebelum bumi

ingatkan selalu pada lautan langit yang tetap menanti
ketika usai sudah waktu yang diberi bagi hati memintal tangga cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Friday, October 21, 2005

Sungai Cahaya

ampunilah...
jangan benamkan wajah kami ke dalam api yang melebihi berjuta mentari panas
jangan kenakan pada kami pakaian yang tersulam dari percikan api

tetapkanlah bagi kami dalam qadha dan qadar
yang tiada sanggup apapun menolak dan merubahnya
tuk tenggelam dalam sungai cahaya yang menyejukkan lagi penuh madu dan kekal...

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, October 20, 2005

Misteri Cahaya

padang bulan di atas pematang jiwa yang malam-malam kesepian
membentangkan sinar redup
adalah suatu ketika pada ceruk kesendirian
ketika pertanyaan berulang dan menggema senyap

dan sejenak sukmamu hadir diantara kelepak sayap burung di kejauhan
sayup dan syahdu melintasi bulan malam mengitari pematang
seluruh kehidupan lalu di sekilas pandangan
dan sesunggguhnya dunia adalah tempat asing dan gelap bagi hati yang berharap

padang bulan pudar sudah , malam pun mulai mengulung kelam dan bersimpuh menanti ketukan fajar
jiwaku yang pematang malam-malam kesepian telah kehilangan
makna misteri cahaya pada mata buta , telinga tuli dan hati batu.

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, October 19, 2005

Sejuta Cahaya

berikan pada semua angan
yang terselip di antara kerutan dahi menua

berikan pada semua nyanyi
yang tercekat di kerongkongan bertahun

berikan pada semua harap
yang tergantung di ujung langit benak

berikan pada semua takut
yang mencengkeram di sekat nyali

padahal bagi kesemuanya adalah hampa yang tak terbilang
lantas dunia merajut hiasan yang menabiri

lalu apakah dibutuhkan sejuta cahaya mentari untukmu menyisiri sisi gelap?

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tuesday, October 18, 2005

Sumbu Cahaya

ya, bolehkah meminjam sebentar nyawa ?
betapa ingin kulihat kembali dunia

memandangi keagungan yang terlewatkan
menyaksikan kesyahduan yang terbelakangkan
mengucapkan syukur yang terlenakan
merenda zikir yang terlupakan
menyalakan sumbu cahaya yang terpadamkan

ya, bolehkah meminjam sebentar nyawa ?
betapa dingin kelam dan sunyi di sini , kini

andai.....


duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Monday, October 17, 2005

Sepucuk Cahaya

dan pandangilah betapa
kepingan-kepingan hati, serpihan-serpihan jiwa, telah membumbung , lalu pecah dan pendar

maka raga adalah jenazah yang berjalan di antara kehidupan
yang menyisakan tulang-belulang berderik merintih
yang membiarkan urat persendian rapuh dan perlahan meluruh

namun tiadalah manusia berkuasa walau setitik zarah
hingga janganlah berpaling dan memutus rahmah
karena telah pasti jaminan Sang Maha Pemurah

maka raga adalah jenazah yang dihidupkan kembali di antara kematian
sepucuk cahaya di belantara kegelapan

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya

Friday, October 14, 2005

Wajah Cahaya

....kuhadapkan wajahku pada wajah cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Thursday, October 13, 2005

Pintu Cahaya

telah larut menjelang, bulan tua merambat di sela retakan cawan di depanku
lalu seperti biasa di musim penghujan, gerimis mulai mengetuk tanah
dan jangkrik-jangkrikpun terdiam, mungkin menepi ke balik rimbun dedaunan di ujung pagar

sepi setelahnya, hanya sayup suara detak jantung dan ricikan air selokan yang sampai ke telinga
aihh... usia yang semakin renta, sebagaimana dunia
andai terlahir kembali..., betapa sukma kini telah merapuh merentang lara

lirih angin menyadarkan dan mendinginkan benak yang terlunta sejenak
mungkin sudah saatnya berbenah, mematut diri sebelum mengetuk pintu cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Wednesday, October 12, 2005

Pelana Cahaya

kuda liar, berlarian di padang hati

dan bila sekali saja sudah terlihat olehmu
dan bila sekali saja pernah tergenggam olehmu

maka bersegeralah menungganginya karena sungguh cepat ia berlari dan hilang dari pandangan
maka bersegeralah kenakan padanya dan ikat sekencang-kencangnya sebuah pelana cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, October 11, 2005

Gemuruh Cahaya

hai, telah berbukit-bukit pedih kau bangun dan kau hancurkan
dan telah juga beratus-ratus gerimis menghadirkan gelap ceruk sungai di bawah pelupukmu
namun penantianmu masih tak berujung , mengertikah ?
bukanlah buah penderitaan yang mestinya kau harapkan, melainkan akar kesabaran dengan dahan dan ranting kesadaran yang menjulang langit.

hai, jadi berhentilah kau mengeluh duhai pengembara jiwa yang terperangkap dunia
sungguh demikianlah jalan yang telah dilalui oleh leluhur para penempuh jalan langit
sungguh bila pohonmu telah kokoh dan rantingnya telah melukis awan dengan tinta angin
penantianmu kan berakhir...
....ketika langit terbelah dan gemuruh cahaya membawa arwahmu kembali

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, October 10, 2005

Cercah Cahaya

oh..ke sanakah ku kan kembali? atau ke sana?
mengapa begitu sukar menyalakan lentera dalam hati
sedangkan masa melewati kadang tanpa menyapa

oh..di sinikah akhirku kan kekal? atau di sini?
mengapa begitu mudah jiwa terbakar dunia
sedangkan ujung jalan perjalanan ini sudah mulai terlihat samar

oh..di situkah diriku berakhir? atau di situ?
andai saja cercah cahaya telah melintasi di awal usia
andai saja tak punah waktuku menggelimang dunia

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Friday, October 07, 2005

Pemilik Cahaya

Hidup dan matiku.....kuserahkan telah
wahai Pemilik Cahaya

Duhai kekasih, datanglah seluruh cahaya....

Thursday, October 06, 2005

Irama Cahaya

Ya...., petikan senar dawai harpa itu berasal dari lubuk jiwamu.
Di lembah yang kekal dari goresan & hunjaman dunia, di pantai pasir putih perawan, di pematang-pematang sunyi tempat tidur para petani, di serambi - serambi awan putih bersih....di dalam hatimu.

Dengarkan nadanya yang lembut, sebagaimana dahulu ragamu terlahir
Perhatikan getarannya yang jernih, sebagaimana dahulu sukmamu terlahir

Kemudian, berpeganglah erat-erat. Semoga irama cahaya membawamu kembali

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Wednesday, October 05, 2005

Muram Cahaya

"timang-timang seluar beludru, sungguh malang sasar jiwaku
hendak pulang sukar bertemu, telah datang makar sukmaku...duhai..telah datang makar sukmaku...."

...terdengar dari kejauhan, senyap dan lirih, tembang muram cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tuesday, October 04, 2005

Bening Cahaya

dan tak kan pernah usai iringan riak-riak awan menutupi langit
namun mestinya keindahan langit tetap terjaga dalam pandangan

dan tak kan pernah jera anak-anak sungai meluapkan keruh pada samudera
namun layaknya keperkasaan lautan tetap terengkuh dalam kerinduan

dan tak kan pernah habis panah-panah dunia menghunjamkan angkara pada jiwa
namun harusnya kelapangan jiwa tetap memancarkan bening cahaya

....dapatkah hati yang selesai?

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, October 03, 2005

Bulan Cahaya

betapa rindu ku menanti
berapa purnama telah terlewati

semoga ajal masih menanti
berapa purnama masih terbagi

datanglah bulan cahaya penjemput hati

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Friday, September 30, 2005

Selongsong Cahaya

genderang mulai tertabuh
sayup sayup di penghujung subuh
jiwa terdiam bersimpuh
hati yang keras meluruh

sesaat sebelum fajar merengkuh
dan kembali pada dunia yang keruh
sepasang kunang-kunang agar kau taruh

agar menari dan berdendang dalam hati yang lusuh
menjemput selongsong cahaya yang rindu terbasuh

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, September 29, 2005

Redup Cahaya

sebutir pasir di dalam genggaman
halus terasa samar terduga

hidup melangkah dari waktu ke waktu meninggalkan segala yang tersisa
samar terduga hingga saatnya tiba melepas raga merenggut nyawa

telaga jiwa yang semakin kering membuatmu sulit menimba
halus terasa hingga tiba meronta dahaga mencengkeram sukma

dirimu, sebutir pasir dalam genggaman, telah redup cahaya, halus terasa samar terduga

Duhai kekasih , melimpahlah seluruh cahaya...

Wednesday, September 28, 2005

Gemilang Cahaya

Kemuning layu di pelupuk mata
ranting -ranting cemara, kecil dan melapuk sebagai pengikat kedua alismu
kian memudar segala impian yang memenuhi benak dan istana angan
terburai perlahan seperti bunga ilalang tertiup angin di tengah musim kemarau

sangkala menunggu waktu bersenandung di balik langit tinggi
ketika kehidupan adalah lubang hitam menganga yang kehilangan makna
ketika segenap jiwa kehilangan gemilang cahaya

tolong percikan sedikit air yang basahi kering kerongkongan merongrong
sedikit kesadaran yang melompat jauh lebih di butuhkan dari seribu sujud hampa

sudahkah?

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, September 27, 2005

Kelebat Cahaya

siapa pula yang kau tuding?
hidupmu terhempas bebatuan karang
tercabik tebing-tebing terjal

siapa lagi yang kau tuduh?
jiwamu meranggas pucat pias
di renggut dan di campak kan tiada daya

duhai diri, bertautlah pasrah di rengkuh diri dan berhentilah menuding
duhai sukma, mengalunlah mandah di genggam sukma dan berhentilah menuduh

sungguh perjalanan ini hanya sejenak, kelebat cahaya di malam kelam

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, September 26, 2005

Nurani Cahaya

aih, sudahlah sudah, sudah sudahilah..
sia-sia sudah tangan dan wajah menengadah, menadah-nadah

kemana saja kau dahulu mendedah, saat segalanya melimpah ruah mudah
saat akal dan jiwamu berlumuran dadah, hingga tertumpah semua darah merah- merah

beribu marah sumpah serapah kau perah, lupakah kau nasihat untuk merendah-rendah
menjelma serakah berbuah-buah, hingga jiwamu terbelah-belah, lupakah kau untuk mandah

...aih, sudahlah sudah, sudah sudahilah
kapankah tersisa waktu sebelum sukma berpindah
sebelum kubur merekah sebelum nurani cahaya musnah punah

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Friday, September 23, 2005

Lukisan Cahaya

jendela kecil di sudut layar, terlipat, terselip, tertutup, terterpa angin
ada di ujung lubukmu yang serupa, tersembunyi, terselubungi, ternoda, terendam kelam

maka bersegeralah rapihkan layarmu, bersihkan lubukmu

agar mudah kau melongok, menatap ke luar , memandang dunia, tanpa selubung, tanpa tertutup, langsung dari dalam diri

supaya jernih kau melihat, menyaksikan lukisan cahaya, tanpa bias, tanpa pendar, langsung dari dalam diri

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Thursday, September 22, 2005

Rahasia Cahaya

Apakah sesungguhnya kematian, selain telanjang, di tengah angin, serta luluh dalam sinar surya?
Dan apakah arti nafas berhenti, selain membebaskannya dari antara pasang dan surut ombak yang gelisah, sehingga bangkit mengembang lepas, tanpa rintangan menuju Ilahi.

Burung malam yang bermata kelam, dia yang buta terhadap siangnya hari, tiada mungkin membuka tabir rahasia cahaya.
Pabila engkau dengan sesungguh hati ingin menangkap hakikat kematian, bukalah hatimu selebar-lebarnya bagi ujud kehidupan.
Sebab kehidupan dan kematian adalah satu, sebagaimana sungai dan lautan adalah satu.

Mereguk air dari sungai keheningan, hanya dengan jalan demikian jiwamu akan menyanyi dalam kebahagiaan.
Dan di saat engkau meraih punak pegunungan, di situlah bermula saat pendakian.
Dan ketika bumi menuntut kembali jasad tubuhmu, tiba pula saatnya, bahwa tarian yang sesungguhnya mulai kau tarikan.

- Kahlil Gibran, Sang Nabi-

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, September 21, 2005

Sulaman Cahaya

...baiklah aku menjengukmu wahai diri
mari kita berbincang-bincang tentang hakikat yang terselubung di antara sulaman cahaya bintang langit malam. Ceriterakan kembali padaku tentang rumah yang terbagi di antara jiwa, sukma dan nafsu. Karena kau dan aku tahu waktuku hanya sejenak, sebelum fajar menjelang ,menebar jala, menjumput setiap kegelapan yang tersisa.

...kini biarkan aku mencoba memahami perkataanmu wahai diri
mengapa ranting-ranting patah dan dedaunan luruh sementara pohon tetap bertumbuh, mengapa sungai-sungai mengering dan bebukitan runtuh sementara ombak lautan tetap menepi, mengapa lebah berdatangan menghisap silih berganti dan kumbang melahap setiap kelopak sementara bunga-bunga tetap tersenyum

...lalu kemanakah harus kucari Sang Pemilik hakikat itu wahai diri
Yang menorehkan tinta pengetahuan pada setiap benih pohon yang terlahir, Yang mengguratkan takdir pada sungai, bukit , lautan dan gunung-gemunung, Yang mengilhami irama kehidupan pada lebah dan bunga -bunga bermekaran.

Sementara telah mulai menipis bekal waktuku, dan langit telah mulai memudar

....apakah masih tersisa waktu bagiku wahai diri


Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tuesday, September 20, 2005

Ombak Cahaya

ketukan lembut sayap rama pada telinga
ketika bergumpal sudah penat memenuhi cawan-cawan darah yang kering
atas hasrat dan kegusaran yang menelikung sukma yang menoreh noda pekat lagi legam

dapatkah kau dengar?

pancaran samar tarian kunang-kunang pada mata
ketika mengonggok sudah pedih meluapi batas-batas lautan sabar
atas harap dan kegetiran yang mencengkeram akal yang menggilas segala nalar

dapatkah kau lihat?

sungguh kematian tidak berpihak, sungguh kegalauan tidak menjerat, bila dirimu telah melebur dengan dirimu, menepis risau, menghalau lara, mabuk & tenggelam dalam ombak cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Rumpun Cahaya

duhai pencari sunyi
sebilah hati yang di pahat akan menjadi seruling bagi irama sejatimu

duhai pengelana sepi
segumpal jantung yang di kerat akan menjadi dawai-dawai harpa bagi senandung abadimu

duhai pengembara asing
seutas nyawa yang di lebur akan menjadi sumbu bagi lentera dalam genggaman rumpun cahaya

...berhentilah ...

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Monday, September 19, 2005

Rahmat Cahaya

Sekarang dan tidak lagi menanti
mempadulah bayang jasad, leburlah segala harap, musnahlah kerling hasrat...diam

Nyanyian di pucuk-pucuk cemara, senandung kepak camar bercampur lirik ombak, tembang malam-malam sunyi

O..sukmaku, kerinduan telah mencengkeram hingga menyayat pembuluh-pembuluh batin, meradang dan berpeluh..menari-nari di antara rajaman perih menganga, menusuk sumsum tulang-tulang pucat

O..diri..sekarang dan tidak lagi menanti
meminta dengan sepenuh hati, agar rahmat cahaya menyelubungi

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Saturday, September 17, 2005

Gemerlap Cahaya

Lihatlah, tandu jenazah telah menunggu dan tanah telah mulai di gali
kemudian berbaringlah tiada daya dan bertumpulah pada pahatan jiwamu

sesungguhnya tiada keindahan selain berjumpa dengan Sang kekasih
setelah segala pedih dan lara yang mendera, setelah kering air mata kesabaran dan lunglai hati mengembara

Oh, jiwa..

Lihatlah, tandu jenazah telah di usung dan lubang telah tergali
kemudian berbaringlah, apakah gelap temaram ataukah gemerlap cahaya, tidurmu kan melalui waktu

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Friday, September 16, 2005

Selaksa Cahaya

Datang pada keterbatasan panca indra
Tiada keluluhan yang dapat menghentak langit-langit hati
Tiada kepedihan yang mampu menggoyang pilar-pilar jiwa

Namun pada keterbatasan jua sukma berharap kan meremuk-redamkan tiap ranting angan dunia yang melambai yang sesungguhnya kerap bersembunyi di balik berjuta kedok

Hingga ruh melepas setiap jeruji belenggunya, terbang , menukik, berkelok , mengepakkan sayap-sayap mutiaranya dan berhamburanlah selaksa cahaya dalam dekapan Jibril

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Thursday, September 15, 2005

Purnama Cahaya

Jernih lagi mempesona

Benih lahir, tumbuh menjadi pohon , semula lembut menjadi kaku , kemudian menua, kering dan mati

Sabit bulan, menjadi tandan-tandan menuju purnama sesuai waktunya, semula redup menjadi terang, kemudian menua dan redup kembali

Bening lagi mengagumkan

Betapa segalanya menuai waktu, yang lembut kan menjadi kaku , yang terang kan menjadi gelap, duhai alangkah merugi bila terlena

sebelum hilang purnama cahaya dan sebelum kaku menggantikan lembut hati, adakah jiwa bersaksi...

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, September 14, 2005

Buta Cahaya

lingkar lingkar pembuluh bambu
retak retak tulang bajing
ikrar ingkar suluh perindu
rusak semak kalang berbaring

suluh gemetar tali peraju
kalang berbaring tanpa merasa
sungguh pintar diri menipu
lekang menyaring buta cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, September 13, 2005

Jejak Cahaya

lembar demi lembar yang tercatat tiada kan pernah terlewat terletak di balik langit
sementara kesadaranmu melemah, menginjak jiwa hingga tak mampu bersuara

masihkah mengingkari hari hari dengan angkuh, ketika awan pucat gemetar, berdengung, menggiring guntur menghantam kencang

kau hanyalah tamu dalam perjalanan sejenak ini dan kan kembali, sungguh mudah jiwa terlupa,sungguh lalai diri terlena

mumpung......., nyalakanlah, agar mudah dikenali ketika gelap menghampar, sebagai jalan kembali, sebagai jejak cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, September 12, 2005

Sabuk Cahaya

riak-riak yang pendar pada arus sungai mengalir
sejauh langit membentang , awan berarak mengikuti jejak angin

rerumputan hijau menghampar berhias bilur bilur putih ribuan tangkai ilalang
barisan pohon-pohon nyiur menjaga pantai, teguh berdiri hingga lapuk menjelang

adalah jiwa yang merentang dalam tubuh yang alam, pernahkah terpikir?

Kesombongan telah menghancurkan, meretas meregang, jubahmu terburai ...dan kau telanjang ..ketika terlepas dari ikatan sabuk cahaya, oh..tetapi masihkah tiada malu?

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Friday, September 09, 2005

Butir Cahaya

lihat, ketika tetes hujan terakhir luruh ke bumi yang tua...
dengar, ketika daun terakhir bergemeratak ranggas menguning...
rasakan, ketika angin terakhir lemah merangkak...

...ketika butir cahaya terakhir menerjang gelap...

kau masih termangu???

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, September 08, 2005

Atap Cahaya

Langit begitu indah dan agung. Tuhan pun berfirman, hadapkan wajahmu kesana, mengenai atap cahaya ini, jangan puas dengan sekali lihat. Lihatlah berulang-ulang....Lihatlah: adakah yang cacat?

Kemudian Dia kembali berfirman , lihatlah : kamu lihatlah lagi atap cahaya nan cemerlang ini, telitilah apakah kau temukan cacat? sehinga kau mengerti...kau mengerti...berapa banyak kearifan diperlukan di bumi yang gelap ini....

-Jalaluddin Rumi-

Duhai kekasih melimpahlah seluruh cahaya.....

Wednesday, September 07, 2005

Sayup-sayup Cahaya

Tentang dunia yang semakin tua, bungkuk dan reyot
sementara hanya lapisan bedak luar yang tebal yang kau lihat

Tentang kematian yang memisahkan dan memutuskan semua kepemilikan
sementara hanya gundukan tanah luar yang sebentar kau pandang dan lekas terlupakan

Tentang kegelapan yang mencengkeram erat-erat pikiran, rasa dan hati
sementara hanya sayup-sayup cahaya telah membuatmu terlena tak berkesudahan

apakah tiada pernah terlintas?

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Tuesday, September 06, 2005

Tembus Cahaya

jika cermin hatimu menjadi terang dan jernih, tembus cahaya,
akan tampak padamu bayangan dibalik dunia ini.

kau akan melihat bayangan dan Sang pembuat bayangan itu,
keduanya adalah hamparan permadani rohani yang luas,
dan Yang Satu itu yang membentangkannya.

-Jalalludin Rumi-

Duhai kekasih melimpahlah seluruh cahaya......

Monday, September 05, 2005

Tilam Cahaya

dan di kanan kirimu adalah dinding tanah yang mulai mengering

dan di sekelilingmu tiada kecuali hitam gelap pekat

dan kebekuan menyelimuti, dingin pula kaku

dan saat tiada penolong kecuali diri yang membawa guratan jiwa

dan ketika hanya tanah berkerikil keras sebagai alas, pupus harapan akan tilam cahaya

masihkah tak dapat terbayangkan?

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, September 01, 2005

Hampa Cahaya

Kemudian diri mengukur sepi , hanya sendiri
sayup-sayup suara angin menebar sunyi di jalan hati

belum usai pengembaraan yang mendaki justru awal mulai
ketika keranda berkarat besi menyelubungi

jiwamu kah itu, yang merintih, tak sanggup menyebrangi
jiwamu kah itu, yang tersesat, meniti gelap dalam hampa cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, August 31, 2005

Doa Cahaya

Dengan nama MU Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku.

Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”

Ya Allah, ciptakanlah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”

Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”

“...dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”

(Doa Rasulullah SAW)

Duhai Kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tuesday, August 30, 2005

Nyala Cahaya

Jika kesadaran berpasangan dengan kesadaran, nyala cahaya akan bertambah dan jalan menjadi terang

Tetapi jika binatang buas mendampingi sesamanya , kegelapan akan bertambah dan jalanpun menjadi gelap.

-Jalaluddin Rumi-

Duhai kekasih melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, August 29, 2005

Panji Cahaya

tidaklah mudah menyisiri angin di balik lembah pekuburan gelap
sebagaimana diri menjerang harapan di tanah pasir tandus

ketika gumpalan awan yang bergidik, berusaha menyembunyikan pucat
dan aroma busuk yang tumpah berserakan di pelataran

jasad, seonggok tanah yang naif dan durhaka berkepanjangan
saatnya nanti.
akan lunglai dan gemetar di hadapan panji -panji cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya

Friday, August 26, 2005

Penanda Cahaya

Seperti bintang-bintang yang tak tampak, kecuali dari balik malam yang samar-samar
jiwa meletupkan kebenaran yang terbenam jauh di dasar lumpur hati

kadang mendengar, kadang menafikan, tetapi kesejatian adalah murni sejak pertama
tiada kegelisahan yang mencerca atau keraguan menimpa bila kebenaran telah terbuka

andai telah jatuh saatnya, ketika segala penjaga tiada berdaya
elegi dirimu, diriku, langit bumi dan seisinya tiada beda kecuali penanda cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Thursday, August 25, 2005

Kalimat Cahaya

Apakah kau memang memiliki ?

penglihatanmu adalah diberi
pendengaranmu pun adalah diberi
bahkan kau temui ada yang tidak terberi...

kedua tanganmu adalah diberi
kedua kakimu pun adalah diberi
bahkan kau temui ada yang tidak terberi...

hatimu adalah diberi
jantung dan darahmu pun adalah diberi
bahkan kau temui ada yang telah diminta kembali...

duh..masih gelapkah semua untukmu, tiada kah pernah datang dan terbetik kalimat cahaya ?

sungguh, bila ada yang merasa memiliki apa yang ada di dunia, sementara ia sesungguhnya tidak memiliki dirinya sendiri, duhai alangkah berat tipuan yang harus tertanggung...

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, August 24, 2005

Selubung Cahaya

Hening sejenak dari deru putaran waktu dan lembutkanlah kelopak matamu
.....tenang...terdiam....menghampa.....sunyi.... sejuk....

adakah mulai terdengar walau sayup
ketika buih riak darahmu gemericik menerpa dan mengaliri segenap pembuluh-pembuluh nadi

adakah mulai terasa walau perlahan
ketika degup jantungmu menggema menggetarkan seluruh dada dan menyelimuti jasad

adakah mulai terlihat walau remang
ketika kedua mata menawang gelap terseret gelora warna warni selubung cahaya

...dan hati pun masih berpaling? duh..ampunilah...ampunilah..ampunilah...

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Tuesday, August 23, 2005

Putik Cahaya

Heningmu tertahan di serambi
patut tersulam dahulu segala jiwa yang pernah terkoyak

agar kembali lebur dalam mahligai suci yang diberi, yang langit bumi tak sanggup meniti
agar hilang segala hati semak, bermekaran putik-putik cahaya dan diri layak menjejak

sudahkah memulai?

Duhai kekasih melimpahlah seluruh cahaya.....

Monday, August 22, 2005

Permadani Cahaya

Bumi , Langit dan seisinya
adalah bagaimana mereka datang dan menemani, tidak berarti diam.

Api, Air, Angin dan Tanah
adalah bagaimana mereka melebur dan mewujud, tidak berarti bisu.

Gelap dan Terang
adalah bagaimana mereka menutup dan menghamparkan, permadani cahaya bagi jiwa, atas kesaksian alam

Kemanakah diri hendak bersembunyi ?

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Friday, August 19, 2005

Pangkuan Cahaya

Lubuk-lubuk terkekang dan ladang ilalang layu menguning
lembah hijau berpulang dan sungai kerontang mengering

ketika segala musnah menjadi remah, ketika sia-sia tangan dan wajah menengadah
ingatkah pada segala yang teraih, rindukah pada yang tersisih

kembalilah duhai diri, pulanglah duhai jiwa pada pangkuan cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Thursday, August 18, 2005

Mara Cahaya

saat meniti hasrat bersimbah nikmat merengkuh segala hormat dan harkat
adakah berikan secuil nyala sebagai obat atas semua laknat

ooo, jiwa yang sunyi, dimanakah diri melati yang selayaknya wangi
0uu, sukma nan lara, menangislah sebelum tertawa, sebelum tinggalkan mara cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, August 16, 2005

Tombak Cahaya

Mustahil menggapai langit, bila jiwa tak terhunjam mengelupaskan dunia
....ampuni dan berikanlah kami sebilah tombak cahaya , andai berkenan

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, August 15, 2005

Bisikan Cahaya

Tiada lelah bergumam, jutaan angin zikir berkelepak
Tiada lelah berjalan, ribuan sungai meniti hamparan sajadah bumi

sedangkan diri, harus menghela, kadang menunda, kadang meniada, kadang meronta

kesadaran yang tenggelam dalam dalam , sungguh sayup dan remang dari bisikan cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Friday, August 12, 2005

Lembaran Cahaya

panggunggmu, pijakan retak di topang tiang rapuh telah berjuta abad
dan kau masih selalu saja mencoba menari, walau berjingkat

untaian manikam yang fana, namun pandangan telah buta menjelmakan nyata
sungguh kasihan..., adakah pernah berkaca?

mestinya sejak dahulu bertanya, kemanakah hilangnya lembaran cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, August 11, 2005

Sejuk Cahaya

remah-remah diri berserakan di pelataran sujud
meruah harapan membentur dinding yang terbangun di atas gelimang gelap

tiada sandaran lagi layak, cukup keranda sunyi yang mungkin juga tak pantas
alangkah sesal menghentak kencang, tak berarti pada hati yang menggelepar enggan

ooo, jiwa....kapankah kan kau lepaskan semua
ooo, sukma...bilakah kau kan mulai merasa sejuk cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, August 10, 2005

Rengkuh Cahaya

sayap-sayap sunyi merayap di dinding telinga
malam mulai menggelar selimut dingin di batas petang

biarkan, hening menyelusup menentang pikiran yang gaduh
biarkan, berjalan perlahan , menuntun hati buta nurani

hari berganti hari dan musim telah berganti musim melewati diri ringkih
tak pantas merenda harap di beranda remang
karena bagi sukma kembara, selalu ada rengkuh cahaya .....menemani

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Tuesday, August 09, 2005

Maha Cahaya

sudahkah jauh berjalan dan mendekati tepian?
sementara waktu mengejar tak letih tak menyerah

sejak saat menyata sumpah kepada langit dan bumi
sejak saat menggema ikrar kepada hidup dan mati

sedangkan kehidupan telah mengasingkan segala yang di ketahui dan di kenal
dan telah terserahkan segenap jiwa dan raga pada mabuk dunia

duh.., diri yang malang tiada tempat kau bersembunyi tuk kembali bersaksi
ketika segalanya sujud tunduk dan rapuh pada Maha cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Monday, August 08, 2005

Awal Cahaya

pucuk-pucuk daun ketika rebah gemulai
menyingsing fajar yang menyapa seluruh permukaan bumi

geliat kepak sayap burung liar bermandikan angin
dan cerpelai berloncatan menyalami ranting-ranting yang masih tertidur

hawa sejuk embun yang mengering
dan semerbak tanah basah tersentuh sinar mentari

duhai, alangkah indahnya bila semua benar-benar bersemayam di hati
bukan hanya pola maya pula jejak semu di kedua bola mata

betapa harap tak kan pernah pupus, menimang asa tuk memurnikan kembali awal cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.......

Friday, August 05, 2005

Pancuran Cahaya

Musnah, segala sesuatu mewujud debu ... hilang terbawa angin..akhirnya

Kemarilah, kembalilah ....duhai bayang tirai gelap jiwa, basuhlah diri pada pancuran cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, August 04, 2005

Lorong Cahaya

duhai kedua bola mata pantas kah apa kau beri pandangan
duhai kedua telinga layak kah apa yang kau perdengarkan
duhai kedua belah tangan mestikah apa yang kau raba dan genggam
duhai kedua kaki haruskah apa yang kau jalankan

diri yang malang, sudahkah mematut lahir
hati yang lara, telah kah mengasah sukma
jiwa yang asing, kemana kau akan kembali

tidak kah telah jelas pemisah bagi gelap yang menyelimuti lorong cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, August 03, 2005

Tilam Cahaya

telah lama rindu ingin menepi
mati, hidup, mati dan hidup lagi

sendiri sampan ini telah sarat muatan
tawa, tangis, tawa dan tangis lagi

arus kehidupan sungguh melelahkan dayung sampan
kayuh, diam, kayuh dan diam lagi

kepada tambat kasmaran harapanku tuk berlabuh
melepas sedih, menghela rindu, membuang tangis, menepis gundah

kapankah kan ku akhiri, bersama akhirnya, meneduh dan pulas pada tilam cahaya

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, August 02, 2005

Zarah Cahaya

sesungguhnya alam berbisik pada diri yang tenggelam, mengapa terlena?
sesungguhnya matahari, bulan dan bintang mengungkapkan wujudnya pada jiwa, mengapa terbuai?
sesungguhnya gunung, sungai dan lembah telah berkata-kata pada sukma, mengapa meragu?

tanyakan pada hati, sebutir zarah cahaya yang telah tersia-sia?

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, August 01, 2005

Kelopak Cahaya

sehingga merekah, memenuhi segenap jiwa dengan semerbak rindu
sehingga membunga, memenuhi segenap hati dengan warna-warna kemilau

kesemuanya merestui sayap-sayap yang tak nampak lembut merengkuh alam semesta

tak semestinya diri mengoyak kejernihan yang tulus
tak semestinya sukma menghempas kerinduan yang azali

sehingga merekah, kelopak cahaya menyinari menyelusup dalam-dalam di relung batin

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Friday, July 29, 2005

Doa Cahaya

Dengan nama MU Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku.

Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”

Ya Allah, ciptakanlah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”

Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”

“...dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”

(Doa Rasulullah SAW)

Duhai Kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Thursday, July 28, 2005

Benih Cahaya

apakah engkau bersama, ketika hujan turun membasahi daun-daun pucat dan tanah kering?
apakah engkau bersama, ketika guntur menggelegar menggema memenuhi tiap sudut dunia?
apakah engkau bersama, ketika malam menggelar sajadahnya dan bintang gemintang bertafakur?

apakah engkau bersama, ketika suara gemericik air mengaliri tiap jengkal bumi yang mulai layu?
apakah engkau bersama, ketika jiwa menatap diri dengan gelisah, derita berkepanjangan?
apakah engkau bersama, ketika hati bergetar merengkuh sejatinya yang tiada fana?

apakah engkau bersama, ketika benih cahaya mulai tumbuh dan menyejukkan gelap sukmamu ?

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Wednesday, July 27, 2005

Kosong Cahaya

Mengarungi setiap jeram tak terukur
Melintasi ladang dan pematang tak bertuan

Jiwa adalah perantau yang sepi sementara dunia adalah teman yang semu

Mendaki bukit dan gunung tak berkesudahan
Melayari sungai dan laut tak bertepi

Jiwa adalah yang kehilangan sementara dunia adalah keakraban yang menikam diam-diam

Menyusuri lembah dan pantai penghujung
Meniti hutan dan rimba gelap

Jiwa adalah ceruk yang membutuhkan sementara dunia adalah pemberi yang kosong cahaya

Duhai, sudikah hati menerima...
Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya......

Tuesday, July 26, 2005

Seruan Cahaya

Mari satu persatu berbarislah sebagaimana asal kisah
Tiada ruji tajam yang memenjarakan setiapnya
Tiada dinding tebal yang memisahkan setiapnya
...seperti di bumi ini

Mari satu persatu nyaringkanlah gema hati
Tiada kebungkaman yang membisukan setiapnya
Tiada kegelapan yang mencengkeram setiapnya
...seperti kehidupan fana ini

Sesungguhnya adalah bagimu dan bagiku setiapnya sama
Tertunduk takluk pada seruan cahaya
...adakah ....

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, July 25, 2005

Lembayung Cahaya

Inikah diri yang dahulu, seperti ukiran langit
Inikah jiwa yang asal, layaknya janin mutiara dalam buaian kerang
Inikah sukma muara, seperti mata air jernih di lembah terasing

Suara berjuta dengung telah memekakkan telinga
Sinar berjuta terang telah membutakan mata

Hanya kepada kesejatian sauh terhunjam dalam-dalam,
Membiaslah lembayung cahaya pada segenap hati

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Friday, July 22, 2005

Serak Cahaya

Pada pucat sembilu jiwa menengadah
Memandangi raga yang buyar di lintas masa , menyuarakan gema yang tertinggal purba

Duhai dunia, patutlah dirimu raja atas semua nafsu yang mencekik nurani
Aku bersemayam di serak cahaya yang tak pasti bertandang

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, July 21, 2005

Danau Cahaya

Pegangi dahan itu
kemana pembuluh rotan melingkarkan raganya

Jangan urai akar yang terpendam
kemana sukma tertanam dalam-dalam memahatkan janjinya

Pergilah jauh-jauh
ke tempat dimana danau-danau cahaya memandikan bumi, menyucikan tanah

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, July 20, 2005

Jalan Cahaya

Berbisik pada diri jiwa yang nista
Mengalunlah segala suara dan kerlap-kerlip dunia

Di serambi malam aku menghitung
Di pintu fajar aku mendekap

Adakah saat penantian ku kan terungkap
...indahnya kembali menapak pada jalan cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tuesday, July 19, 2005

Asal Cahaya

Kesejatian tidak dan tak akan pernah singgah
Keraguan mencumbu tiada henti hingga terlena
Ketika hati dan sukma menjadi budak raga

Sesungguhnya daging akan meleleh, tulang akan terurai dan darahmu mengering
Kesedihan bermula ketika diri menolak asal cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Monday, July 18, 2005

Cermin cahaya

Apa yang terlihat tidak harus terjelaskan
Segalanya adalah berjuta pantulan cermin cahaya

....pasti memudar

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Friday, July 15, 2005

Pulasan Cahaya

Tidak tahu kemana berlayar dan dimana bersauh

bukan untuk mengenal tetapi di kenal
bukan untuk mengaku tetapi di aku
bukan untuk menjadi tetapi di jadikan

Pikiran dan hati usang bergemericik , lumpuh dalam pulasan cahaya

Duhai kekasih , melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, July 14, 2005

Tambatan Cahaya

Hadirnya kosong untuk mengetahui keberadaan isi
Hadirnya tiada untuk memahami keberadaan ada

Menjadi lembut untuk menyelami yang keras
Menjadi kanan untuk memposisikan yang kiri

Mengetahui menjadi semakin bodoh
Memahami berarti semakin tak berdaya

Memilih biduk gelap untuk menggapai tambatan cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Wednesday, July 13, 2005

Genggaman Cahaya

Di malam-malam gelap
Isak yang tersendat menggumpal
Bulir air mata yang enggan luruh

Bahkan dalam penyesalan yang terlambat masih sulit menyeka noda

Di sudut hati, syahdu merindukan serambi tempat kembali
Gurun ini semakin panas dan sarat pedih

pada genggaman cahaya, ku kan bersandar

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tuesday, July 12, 2005

Tujuh Lapis Cahaya

Tujuh lapis purnama telah menghela masa
Tujuh lapis pusara telah mengukir dunia

Tujuh lapis langit telah memahat pertanda
Tujuh lapis bumi telah menjaga pusaka

Tujuh lapis cahaya telah menyelimuti mayapada
Tujuh lapis anugerah kepada manusia

....masihkah ingkar dan angkara ?

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, July 11, 2005

Purba Cahaya

Di tepian sungai ketika hujan gerimis merenda pelangi
Menatap lembut tiap butir yang luruh bersatu dengan riak air mengalir
Saat seluruh bumi sedang termangu mandah dipulas langit senja

Selalu bertanya apakah diri hadir bersama
Selalu meragu apakah jiwa telah menandai

Sebatang pohon kara yang mengukir usia, sendiri menyulam purba cahaya sebagai sajadah hening di tengah rimba

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Friday, July 08, 2005

Penjuru Cahaya

dalam hening, terasa deras mengalir darahku
dalam sunyi, terdengar gema detak jantungku
dalam sepi, terasa getar derik tulang belulangku
dalam sendiri, terdengar bisikan bisikan hatiku

aku terlahir sendiri dan berpulang sendiri
aku hadir dari sunyi dan kembali ke sepi
aku mewujud dari tiada dan kembali tiada

keramaian dan senda gurau
kemeriahan dan canda tawa
kegemerlapan dan cumbu rayu
seperti sekelebatan angin menyisiri lembah, pantai dan gunung-gunung

sungguh, hanya bila kesadaran merekah dan kehadiran termakna
sungguh, hanya bila hakikat jiwa menerima dan tabir sukma terbuka
kehidupan terpapar kembali dan penjuru cahaya memperlihatkan segala sesuatu sebagaimana adanya

semoga.....

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, July 07, 2005

Belai Cahaya

Menggugah hikmah yang terselip di rerimbunan belukar lara,
sendiri jiwa terjebak di celah-celah duri tajam yang beringas,
sendiri pedih mencabik-cabik kesadaran menorehkan bekas yang membisu..sunyi.

Tetapi, kesunyian adalah sahabat yang karib yang dengannya keindahan menemukan diri,
seperti malam-malam yang berlalu di iringi arakan bintang diam dan bulan bungkam diam,
ketika angin berdesir lirih memetik daun-daun menemani senandung zikir jangkrik.

Namun, adakah hati mampu menyelami,
apakah nurani tetap berjaga,
adakah sukma membuka sejati ?

Dan..setelah segalanya, mampukah menyerah pasrah atas segala yang terjadi
dan membiarkan diri laksana bayi dalam buaian bunda yang memeluk lembut dan menatap mesra, dengan binar mata yang mencerahkan hati, menghangatkan sukma...

seperti fajar menjelang ketika seluruh alam larut dalam belaian cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Wednesday, July 06, 2005

Pelita Cahaya

bukankah telah banyak kisah ?
bukankah sudah diterima hikmah ?
tidakkah dirasakan nikmah ?

mengapa masih gelap merundung sukma
mengapa kerap jiwa menutupi pelita cahaya

Duhai kekasih , melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, July 05, 2005

Wujud Cahaya

muda mendahului tua pada jasad yang sama
mentah mendahului matang pada jiwa yang sama
gelap mendahului terang pada sukma yang sama
mati mendahului hidup pada ruh yang sama

sungguh, telah seringkali diri menipu diri
sungguh, tak berdaya tanpa

sungguh , akan kembali berwujud cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Monday, July 04, 2005

Seutas Cahaya

detik demi detik meminang maut
hari demi hari bercermin pedih

langit telah tiada lagi untuk meratap
bumi telah lenyap untuk bersimpuh

hanya sendiri, hina berdiri
hanya meminta, seutas cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Friday, July 01, 2005

Puing Cahaya

kudapati melingkar yang tak berkesudahan
seperti jejaring yang buntu di setiap ujung

gelisah menari-nari di setiap simpul darah
menggema di lorong-lorong pembuluh

sukma yang sendiri, mencari puing-puing cahaya yang pernah ada

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, June 30, 2005

Doa Cahaya

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لِسَانِيْ نُوْرًا، وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا، وَمِنْ فَوْقِيْ نُوْرًا، وَمِنْ تَحْتِيْ نُوْرًا، وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا، وَعَنْ شَمَالِيْ نُوْرًا، وَمِنْ أَمَامِيْ نُوْرًا، وَمِنْ خَلْفِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ نَفْسِيْ نُوْرًا، وَأَعْظِمْ لِيْ نُوْرًا، وَعَظِّمْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا، اَللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ عَصَبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لَحْمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا
[اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ نُوْرًا فِيْ قَبْرِيْ … ونُوْرًا فِيْ عِظَامِيْ ]
[وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا]
[وَهَبْ لِيْ نُوْرًا عَلَى نُوْرٍ]


“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku.

Ciptakanlah cahaya dalam diriku, perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untukku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”

Ya Allah, ciptakanlah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”

Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”

“...dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”

(Doa Rasulullah SAW)

Duhai Kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Wednesday, June 29, 2005

Percikan Cahaya

Setelah semuanya ini berikan kah kesenangan?
Setelah segalanya ini datangkan kah kebahagiaan?
Setelah seluruhnya ini hampiri kah keabadian?

Duhai..., alangkah picik akal melangkah, alangkah dangkal pikiran menjeruji, alangkah rendah nafsu menjerat

Duhai..., mengapa enggan dan membeku hati menerima percikan cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, June 28, 2005

Peluk Cahaya

Diriku kah , yang merunduk jengah ketika tergugah usapan hangat mentari fajar
Jiwaku kah, yang menjumput malu bila kencana senja telah menyebarkan jingga
Sukmaku kah, yang bersimpuh tersipu di kala bintang telah meredup dan bulan memucat

Hatiku kah.....yang selalu merintih pilu merindu dendam peluk cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Monday, June 27, 2005

Ikatan Cahaya

Berhancuran untuk kemudian menyatu
Berhamburan lalu padu

Berpisah menuju lebur
Jasad & sukma menanti hablur

Adalah perjalanan yang menyerupai
Ketika ikatan cahaya perlahan menghampiri

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Friday, June 24, 2005

Jemari Cahaya

Meronta-ronta jiwa terkekang, mengisak-isak memohon iba
Namun tiada tempat berpaling bila telah tiba
Wahai hati yang berpaling dari jemari cahaya
Saatnya akan datang ketika diri terpisah sukma

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Thursday, June 23, 2005

Selarik Cahaya

Menyentuh kekosongan yang berjalan diam-diam di antara yang maujud.
Menggenggam kehampaan yang menyelinap tak kentara di antara sujud.

Aku menghilang di balik diam dan meluruh pada senyap.
Tak kuasa menanggung rindu yang menghunjam kerap.

Helai demi helai jiwa pun teriris menipis, mengetam kerak yang membalut gerimis
Kemana diri bila terkoyak serak, hanya berharap pada selarik cahaya mutlak.

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Wednesday, June 22, 2005

Serambi Cahaya

Embun berkerelap, duhai buah mata nan meminang derita.
Ceriterakan padaku tentang kepedihan yang sarat rindu di ceruk-ceruk langit .
Sematkan padaku jubah lara yang menitis di sepi-sepi senja.
Kembalikan padaku jiwa yang telanjang tanpa pulasan.
Pahatkan padaku sukma yang menjulang menyentuh serambi cahaya.

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya...

Tuesday, June 21, 2005

Samudera Cahaya

Kemilau yang membutakan, menemukan diri tenggelam dalam samudera cahaya.
Sungguh kering dan redup pelita yang tersandang, sebuah noktah samar dalam pelukan semesta.

Namun singgasana keangkuhan kerapkali menemukan sejoli dalam jiwa, lapis demi lapis terkelupas fitrah, meninggalkan seriak nurani yang pudar di tengah telaga arif.

Ada nalar yang semakin bisu, hati yang mulai tercerabut, akal yang perlahan buta....betapa pilu sukma merintih rindu...

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya

Monday, June 20, 2005

Kilat Cahaya

Sejauh mata memandang dan lebih jauh lagi , lebih jauh
Setinggi bintang memancang dan lebih tinggi lagi, lebih tinggi
Sebanyak hujan mengundang dan lebih banyak lagi, lebih banyak
Seluas samudera membentang dan lebih luas lagi, lebih luas
Selebar rimba merentang dan lebih lebar lagi, lebih lebar
Sebesar gunung menjulang dan lebih besar lagi, lebih besar

Seterang kilat cahaya benderang dan lebih terang lagi, lebih benderang

...lagi....aku memohon

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.....

Friday, June 17, 2005

Pusara Cahaya

Pernahkah kau berada pada suatu kisah, ketika kelam memulas langit dan bayu tertegun tak berhembus.
Ketika sunyi menyelimuti mayapada dan cercahan sinar bulan remang-remang tak berdaya menelusuri renda-renda awan.
Maujudmu adalah serintik cahaya merenungi kesendirian, memendam rindu dan tersengal menopang mimpi-mimpi tak berkesudahan.
Rintihanmu adalah seroja mumur kekeringan meratap syahdu, bagailah mirah nan pupus binar.
Hilang perlahan dalam pusara cahaya...

Duhai kekasih......, melimpahlah seluruh cahaya

Thursday, June 16, 2005

Senandung Cahaya

Jadikan semua kutubku merelap, merengkuh semua hampa yang menjeruji cahaya.
Bakarlah semua hasratku, temaram cahaya beribu lilin yang leleh oleh api cinta.
Remukkan segala anganku, meremai belulang meremahlah maujud darah.
Hancurkan segala geloraku, kembara kelana yang mengeloyak mimpi-mimpi rindu.

Sempurnakanlah senandung cahaya hatiku

Duhai kekasih...melimpahlah seluruh cahaya

Wednesday, June 15, 2005

Ngarai Cahaya

Kemarilah duhai hati yang merintih.. luruhkan isakmu pada rinai hujan yang membasahi daun-daun, lepaskan sesakmu pada cermin purnama di antara ombak yang berkejaran perlahan, leburkan resahmu pada tembang sayup angin meniti senja

Kemarilah duhai sukma yang lara...endapkan pedihmu pada berjuta pasir pantai tepian laut biru, serahkan dukamu pada kerlip bintang jauh di keheningan malam, tuntaskan sepimu pada tiap ngarai cahaya yang bersembunyi dibalik bukit

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, June 14, 2005

Surai Cahaya

Sekali lagi mencoba terbang berkejaran di antara mega.
Meniti angin membasuh langit.
Meliuk di celah celah kepak sayap kupu-kupu,
Menari di antara kelopak dan mahkota bunga,
Menyusuri lembah - lembah terdalam dan pantai-pantai asing,
Menyelusup ke dalam tiap ceruk bukit dan karang,
Menerabas sulur-sulur gelap jiwa,
Mengeja tiap huruf rahasia ayat keabadian...

Tetapi kedua mataku semakin perih memandang semu menelikung, gelap merasuk ke tiap lekuk belulang, menjelma sembilu yang menyayat sukma perlahan. Diriku pecah dalam warna-warna tak tentu, letih menyemai kerinduan yang tak kunjung mekar, semakin ringkih menggenggam surai-surai cahaya....

Duhai kekasih, melimpahlah segala cahaya....

Monday, June 13, 2005

Serunai Cahaya

Di saat hati yang menengadah lepuh dalam gelegak rindu, ketika berjuta kata tak terungkap lumat seperti bunga pasir di tiup angin. Jiwa menjelma buluh yang menjulur menjelajah lengkung busur cahaya, tersisip dalam bentang pelangi yang bertandang seusai gerimis.

Terasa sukma makin berderai
Tertatih lirih menggenangi langit
Akankah menjadi lebur dalam serunai cahaya...

Melimpahlah seluruh cahaya..., duhai kekasih.

Friday, June 10, 2005

Terang Cahaya

aku tahu, jejak kan menantiku di ujung jembatan.
aku tahu, peluk hangat kan menungguku di tepian awan.
aku tahu, tatapan mesra kan merindukanku di celah-celah cahaya.

aku tahu, belaian lembut kan merengkuhku di balik tabir.
aku tahu, kidung lirih kan mengusapku di pantai keabadian.
aku tahu, nuansa syahdu kan melenakanku di sungai madu.

aku tak tahu, apakah sukma terbelenggu raga ini layak melebur dalam terang cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya......

Thursday, June 09, 2005

Gema Cahaya

Kau berikan aku terang, tetapi aku membutakan.
Kau berikan aku senandung, tetapi aku memilih tuli.
Kau berikan aku rasa, tetapi aku mengusung hambar.
Kau berikan aku nikmat, tetapi aku berdiri di jalan laknat.

Kau selalu memandangku, tetapi aku memalingkan wajah.
Kau selalu mendengarkanku, tetapi aku tidak memperdulikan.
Kau selalu menuntunku, tetapi aku melepaskan genggaman.

Kau gemakan cahaya, tetapi aku membelenggunya dalam gelap.
Kau semaikan cahaya, tetapi aku seringkali bosan menyiraminya.
Kau geraikan cahaya, tetapi aku memilih hitam tak terbilang.

Ampunilah aku, melimpahlah seluruh cahaya, duhai kekasih.............

Wednesday, June 08, 2005

Tabir Cahaya

Dalam pengasingan yang bisu, kesendirian mencetak bayang-bayang sunyi di dinding kusam. Cermin ku telah karat dan bernoda, bahkan cahaya pun enggan merias diri.
Ketika warna-warna tak lagi menghibur hati, ketika alunan nada tak lagi meredam lara.
Ketika hasrat tak lagi menggelorakan jiwa, ketika diri lebur dalam kehampaan.

Setiap sudut terhunjam dalam di kekosongan kerinduan, tertatih-tatih menyusuri tabir cahaya

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.......

Tuesday, June 07, 2005

Tirai Cahaya

Penantianku atas kesejatian jiwa telah mengusung hati nan sesak dan kelu

Lautan duka dan sesal telah mengombang-ambingkan biduk jiwa, mengayuh di antara gelombang ombak, mendayung di antara derai hujan, menjerit di antara desau angin

Keabadian, ku sematkan rindu pada tirai cahaya bulan yang memerah di langit hitam, mengukirnya dalam senandung syahdu sunyi ketika cahaya perlahan pupus dalam pekatnya malam

Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.........

Monday, June 06, 2005

Serpihan Cahaya

Dalam tiupan angin sukmaku mengembara
menjelma belaian lembut pada daun dan rerumputan
menjelma senandung lirih pada bukit dan pematang
menjelma riak halus pada danau dan sungai hening

Dalam rambatan cahaya mentari jiwaku terpahat
menjelma serpihan sinar menari di relung lembah
menjelma butiran terang menyapa pucuk-pucuk pohon

duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya.......

Friday, June 03, 2005

Jalinan Cahaya

Meniti kembali jejak yang pudar, mengikatkan hati pada tiap jahitan sajadah, merenda harapan dari tiap percikan air yang mungkin membasuh dosa...

Tiap jejak langkah adalah jalinan cahaya, apakah benderang apakah temaram, berpulang pada jiwa yang tersembunyi..

Melimpahlah seluruh cahaya, duhai kekasih........

Thursday, June 02, 2005

Lembut Cahaya

...dan bila butiran air mata luruh, lebur bersama tanah liat merah
Kutitipkan dahaga pada arakan awan dan lembut cahaya merah jingga di ujung langit petang
Kuserahkan harapan pada kepakan sayap-sayap burung langit pulang ke sarang
Kupasrahkan jiwa pada setiap cercah lembut cahaya yang menghampiri bumi

Hati yang gamang dan gemetar mencari jawaban rindu
pada lembut cahaya di kala fajar , yang memancar di setiap tetesan embun pagi nan bening
pada kelopak mawar nan merekah ketika lembut cahaya memulas langit meretas kegelapan
pada desiran lembut angin pagi yang membelai sejuk ragaku
Adakah kan segera kutemukan...

Duhai kekasih, melimpahlah segala cahaya.......

Wednesday, June 01, 2005

Semu Cahaya

Aku di dalam rumah kaca, berjuta cermin berbaris memantulkan cahaya.
Jutaan cahaya semu menghampiri kemanapun wajahku menghadap kehidupan.

Tetap memilah walau lelah...., kerinduan akan cahaya nan nyata sumber segala cahaya. Duhai kekasih, melimpahlah seluruh cahaya....

Tuesday, May 31, 2005

Kilas Cahaya

Aku adalah sehelai daun di rerimbunan berjuta pohon, adalah segumpal buih di samudera, adalah sebutir pasir di hamparan pantai, adalah sebutir debu di lautan gurun..

Aku adalah setitik bintang di langit, sebutir embun di rerumputan, sebulir padi di sawah, sejumput tanah di bumi, seonggok daging, segumpal darah, selapis kulit

Aku adalah sekilas cahaya........., duhai kekasih..melimpahlah seluruh cahaya

Monday, May 30, 2005

Kelana Cahaya

Aku, lahar yang bergolak mengusung bara di tiap detak jantung. Aku tak menentu, cermin nan retak memendarkan cahaya bagi diri yang membisu menikmati terbakar perlahan nyala jalang yang berkobar tak henti. Aku.., sebatang ilalang di tengah badai , sungguh tak berdaya menahan hawa...

Duhai kedamaian hati, kemanakah gerangan kan kucari pemuas dahaga pencarian sejati yang kan selalu memeluk diri

Daun-daun muda, layu memudar, kering dan gugur. Ranting-ranting keras, melapuk, retas dan luruh. Tanah-tanah basah, meretak kering, pecah dan terkoyak.

Lalu kemanakah jiwa ini kan berpulang, duhai kekasih......., melimpahlah seluruh cahaya..

Friday, May 27, 2005

Pendar Cahaya

...dan kehampaan melintasi setiap relung yang tersisa, semakin gelap dan terbelenggu. Terasa semakin dangkal , merengkuh semua keinginan yang semakin tak tentu arah...semakin pendar. Hatiku......melimpahlah seluruh cahaya, duhai kekasih....

Thursday, May 26, 2005

Titik Cahaya

Hanya setitik...bagi hati yang telah gelap dan mulai memudar, melimpahlah segala cahaya, duhai kekasih...